TRIBUNNEWS.COM - Ormas Islam Muhammadiyah, merayakan hari jadi yang ke-107 tahun, Senin(18/11/2019).
Peringatan Milad Muhammadiyah berlangsung di kota kelahirannya,Yogyakarta.
Milad Muhammadiyah ke 107, 18/11/2019 ini mengusung tema 'Mencerdaskan Kehidupan Bangsa'.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir saat ditemui Bayu Sutiyono, dalam siaran KompasTV.
"Mengangkat tema tentang 'Mencerdaskan Kehidupan Bangsa'. Muhammadiyah memandang bangsa ini, umat ini, manusia semesta itu perlu hidup cerdas," ungkapnya.
Selain hidup cerdas, menurut Haedar Nashir, manusia juga harus semangat untuk mencerdaskan.
Haedar menambahkan, perlu juga untuk mengasah akal budi.
"Semangat mencerdaskan itu dalam Islam itu, semangat Iqro, untuk berpikir. Tapi juga untuk mengasah akal budi," jelasnya.
Baca : Isu Penistaan Agama Atta Halilintar, Roy Suryo Sebut Durasi Video Diedit Jadi 55 Detik
Disampaikan oleh Haedar Nashir, Muhammadiyah juga dalam perjalanan panjang sebelum republik Indonesia.
Muhammadiyah memulai dengan usaha - usaha pendidikan, pelayanan sosial, kesehatan.
Usaha - usaha tersebut bertujuan agar cerdas lahir dan batin.
Cerdas dalam menghadapi kehidupan kebangsaan.
Termasuk juga isu yang sedang ramai diperbincangkan saat ini soal radikalisme.
Baca : NU dan PKS Tanggapi Dugaan Penistaan Agama Sukmawati, Suhud: Harusnya Jadi Teladan Generasi Muda
Untuk diketahui, Perserikatan Muhammadiyah kemudian dibentuk untuk mengorganisir kegiatan Muhammadiyah.
Pelajaran yang Kyai Haji Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah ini dibagikan tidak hanya untuk kalangan laki - laki.
Sidratul Muntaha, sebutan untuk kalangan ibu muda yang menerima pelajaran dari KHA Dahlan.
Pembelajaran yang dibagikan dalam dua waktu.
Siang hari untuk pelajaran anak - anak laki - laki dan perempuan.
Malam hari di pakai untuk pembelajaran anak - anak yang sudah dewasa.
Baca : Ahok Masuk BUMN, Penolakan Rizal Ramli & Pendapat Analis LIPI :Harus Akurat Memilih Pejabat Publik
Muhammadiyah menyatakan menentang segala bentuk teror, kekerasan, ekstrimitas, dan perbuatan yang merusak di muka bumi.
"Muhammadiyah selalu menentang segala bentuk teror, kekerasan. Perbuatan yang di landasi atas nama ekstrimisme, radikalisme dan sebagainya," tegasnya.
Haedar Nashir yakin seluruh komponen bangsa mengecam radikalisme dan ekstrimisme.
"Semua warga bangsa, komponen bangsa dan saya yakin semua umat seluruh dunia itu juga mengecam. Dan tidak bersetuju terhadap segala bentuk kekerasan," tuturnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)