TRIBUNNEWS.COM - Polisi mengungkapkan pelaku VY (29) penyiraman air keras di Jakarta Barat dalam melakukan penyerangan terinspirasi dengan bermain game.
Kombes Pol Suyudi Ario Seto mengatakan yang bersangkutan ini gemar menonton YouTube dan juga bermain game.
"Ditambah lagi yang bersangkutan ini hobi menonton melalui YouTube dan juga bermain game mobile legends," ujar Ario Seto, dilansir dari kanal Youtube iNews Talkshow, Senin (18/11/2019).
Dari situ, dia terinspirasi untuk melakukan penyerangan terhadap orang lain dengan sasaran secara acak hingga terjadilah tindak kekerasan yang dilakukan terhadap siswi SMP dan juga seorang ibu.
Meski secara acak. Suyudi Ario Seto menjelaskan jika VY lebih menarget pada perempuan terutama yang masih remaja.
Pasalnya pelaku menganggap perempuan adalah sosok yang lemah dan tidak akan mungkin melakukan perlawanan.
"Yang mana dia menganggap bahwa perempuan adalah sesuatu yang lemah sehingga dia bisa lakukan kekerasan tanpa ada perlawanan," ungkapnya.
Hasil dari pemeriksaan, pelaku VY membeli air keras tersebut dari toko material di daerah Meruya.
"Jadi yang bersangkutan membeli dari toko material, dari 2 toko yang berbeda namun tidak jauh yaitu di sekitar Kembangan di jalan Meruya, dia membeli 2 bungkus dengan harga Rp 15 ribu perbungkus," jelasnya.
Baca: Polisi Tangkap Penyiram Air Keras di Jakbar, Anies Minta Pelaku Dihukum Setimpal
Diketahui, motif VY melakukan aksinya ini lantaran kecewa dan balas dendam.
"Dia merasa kecewa dengan kakaknya yang tidak optimal memberikan bantuan medis," ujarnya.
Kombes Pol Suyudi Ario Seto mengatakan, tersangka VY sebelumnya pernah mengalami kecelakaan medis pada tahun 2015 lalu.
"Dirinya terjatuh saat dia sedang reparasi AC bersama dengan timnya itu terjatuh dari lantai 3. Sehingga dia terluka kala itu dibagian kepalanya dan juga punggungnya mengalami luka," ungkapnya.
Ario Seto menjelaskan, dari sakit yang diderita oleh VY membuatnya menjadi frustrasi dan depresi.
Baca: Motif Tersangka Penyiram Cairan Soda Api ke Siswi SMP di Jakarta Barat Akhirnya Terungkap
Sehingga pada 2019, tersangka VY mulai mencari pelampiasan untuk menyampaikan kekecewaanya.
Dari pemeriksaan sementara, Psikolog Kasandra Putranto menyebut tidak ada indikasi gangguan kejiwaan.
Pelaku diketahui dianggap sulit berkomunikasi dan diduga depresi akibat peristiwa masa lalu.
Ia juga mengungkapan pelaku tidak mengalami indikasi halusinasi atau apapun yang dapat meragukan kesehatan kejiwaannya.
"Ada beberapa ciri khas khusus misalnya keterbatasan kemampuan komunikasi atau membina hubungan interpersonal yang bersangkutan ini juga memiliki perasaan frustasi atas kejadian yang dialami sebelumnya," terang Kasandra.
Baca: Teror Penyiraman Air Keras di Jakbar Kembali Terjadi, Bagian Kepala Sakinah Sampai Melepuh
Psikolog Kasandra Putranto menyebut pelaku tidak ada intensi yang menyasar kepada korban perempuan
"Hanya kebetulan saja korbannya perempuan," tambahnya, dikutip dari kanal YouTube KompasTV, Sabtu (16/11/2019).
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)