TRIBUNNEWS.COM - Jemaah korban First Travel, Asro Kamal Rokan menuturkan menurutnya keputusan yang dibuat oleh Mahkamah Agung (MA) mengenai aset yang dikembalikan untuk negara justru merendahkan negara.
Hal tersebut diungkapkan Asro Kamal Rokan dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di tvOne, Selasa (19/11/2019).
Asro Kamal Rokan menjelaskan, tidak sepenuhnya yakin negara memiliki keinginan untuk mendapatkan uang sebesar Rp 950 miliar.
Karena menurutnya dengan putusan MA tersebut seakan-akan negara menginginkan uang dari aset yang disita dalam kasus First Travel.
Asro Kamal Rokan juga mengatakan keputusan yang dibuat oleh MA justru merendahkan negara.
"Saya berpikir, saya tidak sepenuhnya yakin negara berkeinginan mendapatkan uang Rp 950 miliar. Ini negara kaya lho, apa iya negara mengharapkan uang Rp 950 miliar dari jemaah yang berkeringat? Saya tidak yakin," terang Asro Kamal Rokan.
"Negara bahkan dirugikan, seakan-akan negara menginginkan uang Rp 950 miliar."
"Menurut saya mohon maaf, Keputusan MA itu justru merendahkan negara."
"Oleh karena itu, memohon kepada kepala negara, kepada presiden, citra anda dirugikan lho oleh ini."
"Sekarang berkembang isu macam-macam negara memang memerlukan 950 miliar. Kan ini tidak benar."
Asro Kamal Rokan memohon kepada Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) untuk turun tangan menangani kasus First Travel ini.
Ia berharap Presiden Jokowi dapat menyelesaikan masalah First Travel dengan mengajak Jaksa Agung, Menteri Keuangan, serta Menteri Agama.
"Karena itu saya mohon, kepala negara, presiden segera mengambil sikap soal ini. Undang jaksa agung, undang menteri keuangan, ajak bicara menteri agama. Selesaikan ini," ucap Asro Kamal Rokan.
Asro Kamal Rokan mengatakan hanya terdapat dua keinginan para jemaah korban First Travel, yakni mengembalikan uang yang telah disetorkan atau memberangkatkan umrah seluruh jemaah.