TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengangkatan tujuh staf khusus muda dari kalangan milenial diapresiasi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Presiden Joko Widodo visioner.
“Pak Jokowi ini kan kita tahu visioner, beliau melihat ke depan, bukan hanya 5-10 tahun, tapi Indonesia 50-100 tahun ke depan. Di era teknologi yang perubahannya luar biasa dinamis ini, dasar-dasar kebijakan berbasis inovasi harus digerakkan, dan kehadiran kawan-kawan muda di lingkaran Pak Jokowi akan memperkaya perspektif beliau dalam mengambil kebijakan strategis,” ujar Anggota DPR Mufti Anam dalam pernyataannya kepada Tribun, Jumat(22/11/2019).
Menurut Mufti, kemampuan berinovasi, kreativitas, dan penguasaan teknologi yang dimiliki para milenial tersebut harus mampu dibumikan untuk memberi perspektif kebijakan yang pro-rakyat kecil di seluruh pelosok kampung, jangan bias ke masyarakat dan anak muda perkotaan.
Baca: Profil 7 Staf Khusus Presiden Jokowi dari Kalangan Milenial, Lulusan Luar Negeri dan Berprestasi
Baca: Ini 7 Fakta Putri Tanjung Anak Chairul Tanjung, Jadi Staf Khusus Termuda Jokowi
Baca: Jokowi Tunjuk 14 Orang Untuk Jadi Staf Khusus, Mayoritas Milenial
Dalam konteks itulah, Mufti menilai, perpaduan antara tim milenial dan kekayaan perspektif dari sosok berpengalaman di lingkaran Jokowi bakal menghasilkan latar yang positif untuk menelurkan kebijakan publik brilian.
“Di sana ada ekonom kerakyatan Pak Arif Budimanta yang paham 1000 persen soal filosofi ekonomi Pancasila. Gagasannya progresif. Pengalaman Pak Arif terentang panjang. Nah itu berpadu dengan gagasan teknologi dan tren kekinian kawan-kawan milenial. Jadilah itu barang, bakal memandu lahirnya kebijakan ekonomi kerakyatan berbasis inovasi,” ujar Politikus PDI Perjuangan ini.
Seperti diketahui, Jokowi telah mengumumkan pengangkatan sejumlah staf khusus. Di antaranya adalah Putri Tanjung (CEO dan Founder Creativepreneur), Adamas Belva Syah Devara (Pendiri Ruang Guru), Ayu Kartika Dewi (Perumus Gerakan Sabang Merauke), Angkie Yudistia - Pendiri Thisable Enterprise (Kader PKPI, difabel tuna rungu), Billy Mambrasar (Pemuda asal Papua, penerima beasiswa kuliah di Oxford), Aminuddin Maruf (Aktivis Kepemudaan Mahasiswa, mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Indonesia (PMII), dan Andri Taufan Garuda (CEO Amartha). Selain itu, ada beberapa nama lagi, di antaranya ekonom yang juga Direktur Eksekutif Megawati Institute Arif Budimanta.
Mufti Anam menambahkan, dukungan setinggi-tingginya juga layak dilayangkan atas kiprah Angkie Yudistia, penyandang disabilitas yang diangkat Jokowi sebagai staf khusus.
“Kredit khusus, penghormatan yang setinggi-tingginya, untuk Angkie Yudistia. Ini membuktikan di era keterbukaan sekarang, siapa pun bisa berkiprah luas untuk bangsa,” pungkasnya.