TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, mengapresiasi setinggi-tingginya atas keberhasilan pembebasan sandera pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Kapten Philip Mark Mehrtens, oleh Satgas Operasi Damai Cartenz 2024 .
Terima kasih yang sama juga disampaikan politisi Golkar ini kepada seluruh pihak yang terlibat dalam operasi ini.
Pembebasan tersebut dilakukan setelah Kapten Philip disandera selama 19 bulan oleh kelompok bersenjata di Papua.
Meutya Hafid secara khusus mengapresiasi Presiden Joko Widodo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Badan Intelijen Negara (BIN), Pemerintah Daerah Papua, tokoh-tokoh adat dan tokoh Gereja di Papua, dan semua pihak yang telah berupaya dalam pembebasan Kapten Philip.
Meutya Hafid juga memberikan apresiasi atas pendekatan soft approach yang diterapkan oleh aparat keamanan dalam proses pembebasan sandera.
Menurutnya, metode yang mengedepankan dialog dan pendekatan humanis, merupakan langkah penting dan dapat dijadikan benchmark untuk operasi-operasi serupa di masa mendatang.
"Pendekatan soft approach yang dilakukan ini menunjukkan bahwa penyelesaian konflik dapat dilakukan dengan cara yang damai dan terukur. Ini adalah sebuah pencapaian yang perlu kita terus kembangkan dalam menghadapi situasi-situasi serupa ke depan," tambahnya.
Sebelumnya Kapten Philip Mark Mehrtens telah disandera sejak 7 Februari 2023 setelah pesawat yang dikemudikannya mendarat di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Setelah melalui proses yang panjang dan penuh tantangan, Kapten Philip akhirnya berhasil dibebaskan oleh Satgas Operasi Damai Cartenz 2024 hari ini.
Meutya Hafid berharap agar peristiwa ini menjadi momentum bagi terciptanya keamanan dan stabilitas yang lebih baik di Papua.
“Semoga keberhasilan ini menjadi titik awal bagi tercapainya perdamaian dan kesejahteraan yang lebih berkelanjutan di Papua,” ujar politisi Partai Golkar ini mengakhiri.