Tiga pendukung Indonesia tersebut kemudian dibawa ke tahanan atau lokap PDRM.
Di tahanan tersebut, ketiganya ditempatkan dalam satu ruangan.
Namun Iyan enggan menceritakan apa saja yang dilakukannya selama enam hari dalam tahanan tersebut.
Iyan sangat berharap Andre segera dibebaskan juga.
Menurutnya postingan yang dibuat kawannya hanya bercanda.
Andre masih ditahan karena masih ada prosedur hukum lanjutan di Malaysia.
"Kita koooperatif dan mudah-mudahan teman kita yang di sana juga segera bebas. Karena itu semata-mata tidak ada niat atau unsur untuk berkata seperti itu," kata Iyan.
Iyan juga berterima kasih kepada semua pihak yang membantunya selama di Malaysia.
Di antaranya Kedutaan Besar Republik Indonesua (KBRI) Malaysia, aliansi suporter Indonesia di Malaysia, dan salah satu kelompok pendukung timnas Malaysia, Ultras Malaya.
"Teman -teman di sana sewa pengacara, akomodasi sampai tiket pesawat," katanya.
Selain itu, Iyan juga menumpahkan kekecewaanya kepada Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Menurutnya, induk sepakbola di Indonesia tersebut tak memberi bantuan.
"Saya sampaikan terima kasih kepada KBRI, bukan PSSI. Kita dukung sepak bola Indonesia, kenapa saat kita ada masalah PSSI kabur," kata Iyan.
Untuk diketahui, Iyan dan Rifki dilepas pada Minggu (24/11/2019).
Sebelumnya, keduanya ditahan sejak Selasa (19/11), saat pertandingan Malaysia melawan Indonesia dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia Grub G di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur.
(Kompas.com/Imam Rosidin)