Saya langsung minta doanya. Kebetulan orangtua saya juga sudah beberapa kali ketemu dengan Jokowi. Salah satunya saat pernikahan saya.
Dia juga ngefans dengan Pak Jokowi. Makanya dia minta saya bekerja dengan baik, amanah, jangan mengecewakan Pak Jokowi.
Baca: Fadli Zon Sebut Stafsus Milenial Jokowi Cuma Pajangan Lipstik, Billy Mambrasar: Kami Bukan Kosmetik
Anda sering berkomunikasi juga dengan Pak Jokowi sebelumnya?
Interaksi saya dengan presiden sudah cukup lama. Kurang lebih tahun 2015 sudah kenal Pak Jokowi dan terus berhubungan.
Beberapa kali bertemu langsung ketemu di luar Istana bahkan diundang ke Istana. Awal mulanya saya menjadi Ketua Umum PB PMII. Waktu itu ada acara di Surabaya April 2015 beliau hadir di situ. Kemudian komunikasi berlanjut terus beberapa kali.
Biasanya apa yang dibahas ketika bertemu dengan Pak Jokowi?
Kami membicarakan generasi anak muda, perkembangan di lapangan seperti apa, informasi yang sedang hangat apa. Saya juga beberapa kali menemani presiden ke beberapa daerah.
Apa yang diminta khusus dari prrsiden kepada Anda sebagai stafsus?
Pak Presiden bilang, tolong bantu saya dengan lompatan-lompatan untuk percepatan program prioritas. Untuk inovasi, kreatifitas, ide-ide di luar rutinitas.
Ide-ide yang out of the box. Sebagaimana ciri dari generasi milenial yang punya pemikira kritis, idealis, murni tanpa ada conflict of interest.
Baca: Pengurus GAMKI Jadi Staf Khusus Presiden, Milenial Tanah Papua untuk Konsep Indonesia Sentris
Apa ada tugas khusus untuk Anda?
Dari tujuh orang stafsus yang ditunjuk Pak Presiden kemarin, yang diberikan tugas khusus adalah Angkie Yudistia.
Dia sebagai juru bicara bidang sosial. Lalu saya ditugaskan berkomunikasi dengan kelompok-kelompok strategis. Salah satunya di kalangan santri, mahasiswa, pemuda, dan kelompok-kelompok keagamaan.
Presiden meminta Anda keliling pesantren,menyebarkan gagasan-gagasan besar, inovasi. Seberapa dekatnya Anda dengan pesantren?
Dari kecil, di kampung, memang tinggalnya di pesantren. Setelah pulang sekolah, saya langsung pulangnya ke pesantren. Aktifitas tersebut berlangsung sampai saya SMA.
Kuliah, saya aktif di berbagai organisasi baik di intra kampus atau di luar kampus. Salah satunya di PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia).
Sampai saya menjadi Ketua Umum PB PMII 2014-2017. Dari proses itu, saya banyak bersentuhan dengan aktifis mahasiswa, kepemudaan, dan lainnya.
Baca: Kritisi Penunjukkan 7 Staf Khusus Millenial Presiden Jokowi, Jubir PKS: Jangan Suka Baperan
Disebut-sebut gaji stafsus presiden mencapai Rp 51 juta per bulan, dan dinilai cukup besar oleh beberapa kalangan. Bagaimana tanggapan Anda?