Saat itu, Ciputra menjabat sebagai direktur utama di Jaya Group, sekaligus menjadi Komisaris Utama Metropolitan Group.
Dari sana, Ciputra mulai membangun grup perusahaan keluarga.
Perusahaan tersebut diberi nama Ciputra Group.
Saat terjadi krisis ekonomi di tahun 1997, tiga group yang dipimpin Ciputra pun ikut tertimpa krisis tersebut.
Tak hanya itu, pemerintah pun menutup Bank Ciputra yang didirikannya karena dianggap tidak layak.
Asuransi Jiwa Ciputra Allstate yang baru dirintis menjelang krisis pun ikut ditutup.
Dengan adanya kebijakan moneter dari pemerintah dan diskon bunga dari beberapa bank, Ciputra akhirnya mendapat kesempatan untuk merestrukturisasi utang-utangnya.
Ketiga group tersebut pun akhirnya dapat bangkit kembali.
Dilansir ciputra.com, selama tiga dekade terakhir, Ciputra Group telah berhasil mengembangkan lebih dari 70 proyek perumahan di lebih dari 40 kota di Indonesia dan masih memiliki banyak proyek dalam persiapan maupun negosiasi.
Melalui kemitraan, Ciputra Group telah merambah ke seluruh Indonesia hingga ke Asia, yaitu Vietnam, Kamboja, dan China.
Dimulai pada awal 1990-an, selain core business-nya di industri properti, Ciputra Group telah melakukan diversifikasi ke 11 industri.
Kesebelas industri tersebut di antaranya pengembang skala Kota, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, hotel, apartment, pusat rekreasi, fasilitas olahraga, telekomunikasi, kesehatan, broker, media dan e-commerce.
(Tribunnews.com/Sinatrya/Widyadewi Metta/Garudea Prabawati) (TribunJakarta.com) (Kontan.co.id/Adi Wikanto, Barratut Taqiyyah Rafie)