Reuni 212 akan kembali dilaksanakan pada 2 Desember 2019 mendatang, Mahfud MD menyebut akan mengawal, mengawasi dan melindungi.
TRIBUNNEWS.COM - Acara Reuni 212 kembali akan dilaksanakan pada 2 Desember 2019 mendatang.
Sehubungan dengan acara Reuni 212 tersebut, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD angkat bicara.
Menurut Mahfud MD, acara Reuni 212 yang direncanakan akan berlangsung di Monas tersebut, harus diakomodasi sebagai bentuk penyampaian aspirasi.
Mantan Ketua MK tersebut mengimbau kepada peserta Reuni 212 untuk tidak membuat kekacauan selama acara dan bisa berdampak hukum.
"Kami melihat acara tersebut sebagai hak warga yang harus dilaksanakan secara tertib. Kami meminta acara itu diatur sebaik-baiknya supaya tidak menimbulkan keributan dan menimbulkan pelanggaran hukum yang tidak sesuai undang-undang," ujar Mahfud MD di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2019).
Surat pemberitahuan acara Reuni 212, kata Mahfud MD, sudah disampaikan oleh panitia kepada pihak kepolisian.
"Kita akan mengawal, mengawasi, dan melindungi supaya tak terjadi hal yang tidak diinginkan," kata Mahfud MD.
Panitia Berharap Dihadiri Jutaan Umat
Ketua Reuni 212, Awit Masyhuri mengaku saat ini pihaknya belum bisa membeberkan secara pasti massa yang akan menghadiri acara tersebut.
Ia pun berharap agar massa yang hadir di acara Reuni 212 akan mencapai jutaan umat.
"Reuni Akbar 212 dilaksanakan di Monas, semoga (massa yang hadir) juta-jutaan," kata Awit Kepada Tribunnews.com, Sabtu (23/11/2019).
Menurutnya, tema dan pesan yang akan disampaikan dalam Reuni Akbar 212 mengenai doa persatuan dan keselamatan negeri.
"Pesan khusus hanya persatuan, doa keselamatan negeri," ungkapnya.
Awit pun meminta kepada seluruh umat untuk bergabung dalam Reuni 212.
Ia menyatakan, tak ada undangan khusus dalam acara tersebut.
"Tidak ada undangan khusus, siapapun silahkan hadir," tukasnya.
Ketua Komisi Dakwah MUI Sebut Acara Reuni 212 Tak Perlu Dilakukan Lagi
Ketua Komisi Dakwah MUI, Muhammad Cholil Nafis mengatakan, Reuni 212 tidak perlu dilakukan lagi.
Menurut Cholil, Reuni 212 identik dengan kasus mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Sementara, kasus Ahok sudah selesai, dan Ahok sudah menerima sanksinya, yakni kurungan penjara selama satu setengah tahun.
"Kan sudah selesai, tidak usahlah ada reuni. Reuni itu kan untuk alumni, alumni biasanya sekolah, kalau sudah tidak sekolah mengapa ada alumni-alumni segala," kata Cholil dilansir dari kanal YouTube TvOneNews, Selasa (26/11/2019).
Meskipun mengatakan bahwa Reuni 212 tidak perlu, Cholil menegaskan dirinya tidak melarang acara tersebut.
"Kami sebenarnya tidak dalam posisi menyetujui atau menolak, karena kami bukan tempat perizinan," katanya.
Cholil mempersilakan siapapun mengikuti reuni 212.
Ia pun berpesan agar masyarakat yang akan mengikuti kegiatan tersebut menjaga spirit 212 agar tetap damai, aman, dan tidak menimbulkan kegaduhan.
Prabowo Tak Diundang
Ketua Reuni 212, Awit Masyhuri membenarkan pihaknya tidak akan mengundang Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.
Pembenaran dari Awit ini berdasarkan dari pernyataan Ketua Media Center PA 212, Novel Bamukmin.
Dikutip dari TribunnewsBogor.com, Novel Bamukmin mengatakan kalau kehadiran Prabowo Subianto di Reuni Akbar 212 tidak dibahas dalam kepanitiaan.
"Jadi gini, ini pernyataan ustaz Novel Bamukmin adalah pernyataan PA 212. Jadi kami dari panitia itu yang jelas mengundang gubernur, Pak Anies, dan InsyaAllah beliau akan hadir memberikan sambutan di acara Maulid di 212 ini," kata Awit Mashuri.
Terkait undangan untuk Prabowo Subianto, Awit mengaku sampai saat ini tidak akan diberikan.
"Nah kalau untuk urusan undangan ke Pak Fadli Zon, Prabowo, banyak yang bertanya nih, lain-lain, kami sampai saat ini tidak memberi undangan khusus," ucap Awit Mashuri.
Meski begitu, Awit mempersilahkan jika Prabowo Subianto akan hadir di acara Reuni 212.
"Jadi kami membuka kepada siapapun, ini terbuka, persatuan Indonesia, bagi alumni 212 yang kemarin hadir," ujar Awit Mashuri.
(Tribunnews.com/Whiesa/Rizal Bomantama/Igmam Ibrahim/Rica Agustina) (TribunnewsBogor.com/Vivi Febrianti)