TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Wakil Presiden KH. Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi, menceritakan bagaimana dirinya menjadi orang kepercayaan sang wapres, terutama di bidang komunikasi dan informasi.
Masduki menyebut dirinya sudah menjadi staf khusus sebelum pengumuman pada Senin (25/11/2019) lalu.
"Saya tidak sendiri, artinya ada sejumlah orang ya, banyak orang yang memperkirakan bahwa saya itu akan ditunjuk, tapi saya tidak boleh mendahului atau ge-er lah istilahnya," kata Masduki saat berbincang dengan Tribhnnews di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Jakarta Selatan, Kamis (28/11/2019).
Baca: Pesan KPK kepada Staf Khusus Presiden dan Wakil Presiden: Jauhi Suap dan Gratifikasi
Masduki sendiri mengatakan fungsinya terus berada di dekat Ma'ruf untuk menyampaikan informasi, serta menjadi teman diskusi sang wapres.
"Jadi apa pun isu yang berkembang, hari ini ada apa, itu wapres harus tahu dan kemudian kita diskusikan. Selama ini saya berbicara dengan Kiai Ma'ruf, memberikan masukan, dan berdebat atau berdiskusi, termasuk mendampingi ketika latihan debat saat pilpres lalu. Saya sangat intens saat itu, bersama pak Cholil Nafis juga," lanjutnya.
Adapun kedekatan Masduki dan Ma'ruf terjalin ketika dirinya bekerja sebagai wartawan Majalah Tempo dam Editor medio 80-an. Hingga pada akhirnya Masduki bergabung ke PBNU oleh KH Hashim Muzadi pada 1999.
Baca: Sindir Tak Jadi Staf Khusus Presiden Lagi, Karni Ilyas Kagum Dengar Pesan Ali Ngabalin untuk Jokowi
Ada beberapa nama selain dirinya yanh dekat dengan Ma'ruf, di antaranya Zainut Tauhid, Asrorun Niam, Cholil Nafis, Asrori S Karni, dan Salahuddin Al Ayubi.
"Artinya ya ada beberapa orang yang dianggap Kiai Ma'ruf bisa dijadikan teman diskusi, dan karena pada dasarnya beliau sangat friendly dengan semua orang, maka semua orang yang deket dengan beliau ya otomatis dia welcome," pungkasnya.
Seperti diketahui, pada Senin (25/11/2019) Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang mengumumkan 8 orang sebagai sosok staf khusus wakil presiden.
Berikut 8 nama stafsus Wapres Ma'ruf Amin
1. Mohammad Nasir - mantan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
2. Satya Arinanto – staf khusus sejak era Wapres Jusuf Kalla
3. Sukriansyah S Latief – mantan staf khusus Kementerian Pertanian
4. Lukmanul Hakim – Direktur LPPOM Majelis Ulama Indonesia (MUI)
5. Muhammad Imam Aziz Ketua Harian PBNU
6. Robikin Emhas – Ketua Harian PBNU
7. Masduki Baidlowi
8. Masykuri Abdillah - Guru Besar Hukum Islam UIN Jakarta.