News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menteri LHK Tugaskan Dirjen Teliti Dugaan Pencemaran Lingkungan di Sungai Bengawan Solo

Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya usai rapat bersama Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD di kantor Kemenkopolhukam Jalan Merdeka Barat Jakarta Pusat pada Jumat (29/11/2019).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan telah memerintahkan Direktur Jenderal (Dirjen) terkait di Kementerian untuk meneliti dugaan pencemaran lingkungan di Sungai Bengawan Solo Jawa Tengah.

Ia mengatakan saat ini Dirjen tersebut telah terjun ke lapangan untuk menindaklanjuti hal tersebut.

"Saya sudah minta Pak Dirjen turun. Nanti dilihat dulu masalahnya apa. Saya belum tahu informasinya, nanti saya cek dulu. Karena saya baru minta Pak Dirjen teliti dulu di lapangan," kata Siti usai rapat bersama Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD di kantor Kemenkopolhukam Jalan Merdeka Barat Jakarta Pusat pada Jumat (29/11/2019).

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, sungai Bengawan Solo di wilayah Blora diduga kuat tercemar limbah industri dari hulu Bengawan Solo (Solo Raya).

Baca: Menteri LHK Sebut Perhutanan Sosial Salah Satu Transformasi Ekonomi

Wakil Bupati Blora, Jawa Tengah Arief Rohman berharap kepada pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jateng untuk segera menyelesaikan permasalahan tersebut.

"Kami mau menindak tapi limbah-limbah itu diduga berasal dari daerah lain yakni Solo raya. Kami tidak bisa lakukan itu. Kami minta pihak berwenang termasuk DLHK Provinsi untuk menindaklanjuti," tegas Arief saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Rabu (27/11/2019).

Menurut Arief, dirinya bersama pihak terkait sudah berupaya mengecek langsung kondisi pencemaran air Sungai Bengawan Solo yang melintas di wilayahnya.

Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Blora juga sudah mengambil sampel air keruh itu untuk dicek di laboratorium.

Imbasnya, sebanyak 12.000 sambungan rumah (SR) yang bergantung dari air baku Sungai Bengawan Solo itu terpaksa dihentikan pasokan airnya oleh PDAM Tirta Amerta Blora sejak Selasa (26/11/2019).

Baca: Menteri LHK Siti Nurbaya di Jenewa: Indonesia Tuan Rumah COP 4 Konvensi Minamata 2021

"Airnya sangat keruh dan tak layak konsumsi," kata Arief.

Sementara itu, DLHK Jateng menyebut jika limbah industri tekstil, batik, ciu hingga limbah dari peternakan babi diindikasikan telah mencemari Sungai Bengawan Solo di wilayah Solo.

Sejumlah industri besar, sedang dan industri rumahan tercatat beroperasi tak jauh dari sungai Bengawan Solo.

"Apakah imbasnya hingga ke Blora, bisa saja. Kalau pencemaran yang di Blora, baunya tak begitu menyengat, namun warnanya merah hitam pekat. Kami berharap segera teratasi karena kami terpaksa hentikan pasokan ke 12.000 sambungan rumah," kata  Direktur PDAM Tirta Amerta Blora Yan Riya Pramono.

Untuk diketahui, PDAM Tirta Amerta Blora mengunggah video pencemaran Sungai Bengawan Solo hingga viral di jagat maya.

Baca: Indonesia Bukan Tong Sampah, KLHK Reekspor 883 Kontainer Sampah Plastik

Dalam video berdurasi pendek itu, mendokumentasikan air Sungai Bengawan Solo di wilayah Kecamatan Cepu yang menjadi salah satu sumber air baku PDAM Tirta Amerta Blora berwarna merah hitam pekat.

Video itu diambil pada Minggu (24/11/2019) pagi oleh pegawai PDAM Tirta Amerta Blora.

Dari keterangan PDAM Tirta Amerta Blora, kepekatan pencemaran air itu telah mencapai 1.300 tcu (true color unit).

Padahal, sesuai aturan, diperbolehkan membuang polutan ke sungai dengan maksimal kekeruhan warna 200 tcu.

Akibat pencemaran sungai Bengawan Solo itu, PDAM Tirta Amerta Blora terpaksa menghentikan operasionalnya ke 12.000 sambungan rumah (SR) di lima Kecamatan terdampak yakni Cepu, Sambong, Jiken, Jepon dan Blora sejak Selasa (26/11/2019) hingga batas waktu yang tak ditentukan.

Sementara 7.000 sambungan rumah (SR) dari sejumlah kecamatan lain yang tidak terdampak masih tetap bisa mengakses air bersih dari PDAM Tirta Amerta Blora.

Baca: Menteri LHK Siti Nurbaya Rapatkan Barisan Usai Terima DIPA

Di antaranya, Kecamatan Randublatung, Menden, Kedungtuban, Ngawen dan Kunduran.

"Untuk yang masih beroperasi adalah yang tidak memanfaatkan air baku Bengawan Solo. Baik yang dari mata air dan sumber air lainnya. Total itu 19.000 sambungan rumah dan kami hentikan 12.000 sambungan rumah. Merugi sih iya, tapi kami tak menghitung," kata Yan.

Dia menambahkan, pihaknya sudah mengupayakan berbagai cara, mulai metode lumpur sampai bahan kimia, tetap tidak bisa.

"Jadi solusi terbaik ya kami hentikan operasionalnya sebelum ada solusi," tambah Yan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini