News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Eksklusif Tribunnews

Juru Bicara Wapres Kiai Maruf Amin, Masduki Baidlowi: Sunrise dan Sunset Sama-sama Indah

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi bersama Newspaper Director Tribun Network Febby Mahendra Putra berbincang usai wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Jakarta, Kamis (28/11/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin kini mempunyai delapan staf khusus, satu diantaranya Masduki Baidlowi. Mantan wartawan tersebut mendapat tugas sebagai Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Komunikasi dan Informasi alias Juru Bicara Wapres.

Berbeda dengan Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sebagian besar kalangan milenials, Staf Khusus Wapres terdiri dari para senior yang berlatarbelakang Nahdlatul Ulama (NU).

Hingga saat ini Masduki masih menjabat sebagai Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Baca: Lebih Langsing dan Kerap Ketahuan Tak Kenakan Sarung, Ini Dia Sosok Dibalik Perubahan Maruf Amin

Selain Masduki, ada Mohamad Nasir (staf khusus bidang reformasi birokrasi), Satya Arinanto (staf khusus bidang hukum). Sukriansyah S Latief (staf khusus bidang infrastruktur dan investasi), Lukmanul Hakim (staf khusus bidang ekonomi dan keuangan).

Muhammad Imam Aziz (staf khusus bidang penanggulangan kemiskinan dan otonomi daerah, dan Robikin Emhas (staf khusus bidang politik dan hubungan antarlembaga), dan Masykuri Abdillah (staf khusus bidang umum).

Baca: Masduki Rasakan Hidup di Luar Zona Nyaman Selama 5 Tahun Usai Berhenti sebagai Jurnalis

"Staf Khusus Pak Jokowi sebagian besar milenials, bisa diibaratkan sunrise (matahari terbit), sedangkan Staf Khusus Wapres itu ibarat sunset (matahari tenggelam). Namun sunrise dan sunset sama-sama indah, bedanya yang sunset lebih punya pengalaman," ujar Masduki Baidlowi dalam wawancara eksklusif dengan Tribunnews Network di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta, Kamis (29/11). Berikut petikan wawancara dengan Masduki Baidlowi.

Sebagai orang yang dekat dengan KH Ma'ruf Amin, apa yang menjadi kekhasannya?
Beliau itu ulama, kiai, yang menurut saya punya karomah. Artinya, punya kelebihan yang sifatnya khusus.

Paling menonjol, kalau dalam sepakbola itu, selalu tampil dalam injury time (waktu tambahan). Misalnya, semula tidak ada orang yang mengira KH Ma'ruf menjadi calon wakil presiden yang mendampingi Pak Jokowi. Namun pada saat terakhir, beliau dipilih jadi calon wakil presiden.

Kemudian juga tidak ada yang mengira Pak KH Ma'ruf itu jadi Rais Aam PBNU Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU). Setahun sebelumnya, bulan‑bulan sebelumnya, bahkan satu bulan sebelumnya tidak ada yang menyangka.

Juru Bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi bersama Newspaper Director Tribun Network Febby Mahendra Putra berbincang usai wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Jakarta, Kamis (28/11/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Justru pada jam‑jam terakhir proses muktamar beliau terpilih. Ada beberapa contoh, dia selalu muncul di injury time. Itu saya kira satu kekhasannya.

Baca: Masduki Baidlowi Ungkap Sosok Di Balik Penampilan Berbeda Maruf Amin Setelah Jadi Wakil Presiden

Bagaimana Anda bisa ditunjuk menjadi Staf Khusus Wakil Presiden?
Saya dan KG Ma'ruf itu berproses sudah cukup lama, terutama terkait aktivitas di NU maupun MUI. Selain itu kami sama‑sama punya label politik.

KH Ma'ruf adalah mantan politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), saya juga begitu. Lebih dari itu kami sama-sama label pondok pesantren.

Mengapa Anda ditempatkan sebagai Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Informasi?
Mungkin karena latar belakang saya wartawan. Saya dulu pernah menjadi wartawan Majalah di Tempo, kemudian ikut mendirikan Majalah Editor.

Baca: Masduki soal Fungsinya sebagai Stafsus Maruf: Saya Berikan Masukan hingga Berdebat dengan Beliau

Sejak KH Ma'ruf aktif di politik, saya sebagai wartawan, juga sudah komunikasi dengan beliau.Saya jadi wartawan Tempo pada 1985 kemudian pindah ke Editor pada 1987 sampai majalah itu dibredel pada 1994. Selanjutnya bekerja di Majalah Tiras dan Majalah Tajuk.

Mulai intens bersama KH Ma'ruf Amin sejak kapan?
Ketika beliau dipilih sebagai Ketua Umum MUI, lalu mengajak saya ke MUI. Namun kedekatan kami sudah berlangsung jauh hari sebelumnya, sebagai teman diskusi.

Waktu KH Ma'ruf Amin masuk bursa calon wakil presiden, Anda diajak diskusi?
Oh iya saya termasuk intensif diajak diskusi. Awalnya beliau tidak masuk hitungan karena Pak Mahfud MD (sekarang menkopolhukam) yang banyak dibicarakan sebagai calon kuat wakil presiden presiden mendampingi Pak Jokowi. Tapi justru di jam‑jam terakhir Pak KH Ma'ruf yang menjadi calon wakil presiden.

Anda terkejut pada keputusan mendadak Jokowi?
Otomatis semua pihak terkejut, bahkan KH Ma'ruf sendiri terkejut, karena dia juga tidak mengira. Waktu itu beliau dihubungi (diberitahu bakal jadi calon wakil presiden) pukul 16.00, atau satu jam sebelum diumumkan Pak Jokowi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini