TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengklaim bahwa kemacetan di Jakarta telah turun.
Anies menyebutkan, pada 2017 kemacetan Jakarta berada di posisi nomor empat di dunia, sedangkan pada 2018 menurun menduduki posisi nomor tujuh di dunia.
Ia menargetkan, selanjutnya kemacetan Jakarta akan keluar dari posisi sepuluh besar di dunia.
"Tahun 2017 ke 2019, kita mengalami penurunan kemacetan, bahkan dulu tahun 2017 Jakarta adalah kota termacet nomor empat di dunia, tahun 2018 turun menjadi nomor tujuh di dunia."
"Target kita adalah keluar dari sepuluh besar termacet," ungkap Anies dilansir dari kanal YouTube TvOneNews, Senin (2/12/2019).
Sementara itu, Pakar Tata Kota, Nirwono Joga menilai, Anies tidak fokus mengatasi masalah kemacetan dan transportasi di Jakarta.
Ia belum melihat kebijakan yang signifikan dari Anies untuk mengurai kemacetan lalu lintas.
Nirwono menyebutkan, apabila Anies ingin serius mengatasi kemacetan, Anies harus mengintegrasikan seluruh transportasi massal.
"PR yang perlu dikerjakan Anies, satu mengintegrasikan seluruh transportasi massal, baik fisik maupun sistem, ticketing,
ini yang belum banyak dilakukan," kata Nirwono masih dilansir dari sumber yang sama.
Peremajaan bus sedang dan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi ke pusat kota juga perlu dilakukan Anies.
Menurut Nirwono, sistem ganjil genap yang saat ini diterapkan belum cukup efektif mengurai kemacetan.
Nirwono menambahkan, solusinya yakni menggunakan jalan berbayar elektronik atau electronic road pricing (ERP).
ERP adalah sistem skema pengumpulan tol elektronik yang diperuntukan untuk mengatur lalu lintas dengan cara jalan berbayar.
Sistem yang diadopsi dari Singapura ini berfungsi sebagai mekanisme perpajkaan penggunaan jalan guna menguarai kemacetan.
Jokowi Terjebak Macet
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menceritakan pengalamannya terjebak macet selama 30 menit, saat menuju Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2019, Kamis (28/11/2019).
Ia menyatakan, kemacetan Jakarta menjadi satu dari alasannya memindahkan ibu kota negara.
Dilansir dari kanal YouTube TvOneNews, Senin (2/12/2019), lokasi yang membuat Jokowi terjebak macet yakni di Jalan Profesor Dokter Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan atau Jalan Satrio.
Persisnya, rombongan Presiden terjebak di bawah putarab flyover Gedung World Trade Center (WTC)
Jalan sepanjang 2,25 kilometer ini membentang dari Karet Sudirman, Tanah Abang, Jakarta Pusat ke Terowongan Casablanca, Kuningan, Jakarta Selatan.
Jalan Satrio terletak di Segitiga Emas Jakarta, melintasi empat kota dan memiliki titik akses untuk ke Mega Kuningan.
Banyaknya masyarakat yang mengakses Jalan Satrio membuat jalan ini macet.
Tak hanya itu, saat ini di jalan tersebut tengah dilakukan perbaikan di kedua sisinya.
"Dari sisi kiri pelebaran trotoar, sedangkan di sisi kanan terdapat pelebaran diperuntukan untuk taman," kata jurnalis TvOne, Agita Mahlika.
Pembangunan di kedua sisi jalan membuat jalan hanya muat untuk satu lajur mobil dan satu motor saja.
Alat-alat pembangunan yang tidak terparkir dengan tepat, dan material pembangunan berjejer tidak rapi di sisi jalan pun membuat jalan kian macet.
Terpantau oleh wartawan TvOne, kondisi perbaikan trotoar saat ini memang belum rampung.
Kondisi tersebut cukup berbahaya untuk pejalan kaki, sebab ada lubang saluran air yang belum ditutup, meskipun beberapa sudah ada yang ditutupi dengan jeruji besi.
Pejalan kaki harus lebih berhati-hati saat melintasI trotoar di sekitar Jalan Satrio.
Sementara, Jalan Satrio akan mulai ramai pada pukul 07.00 WIB, dan waktu pulang kantor yakni pukul 17.00 WIB.
Pada saat-saat tersebut, Jalan Satrio akan dipadati para pengendara.
Sedangkan pengerjaan pelebaran trotoar dikerjakan sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB.
Pemilik toko disekitar trotoar yang sedang diperbaiki mengeluhkan sempat kehilangan akses internet saat perlebaran trotoar.
Sebab, sebelumnya tidak ada pemberitahuan akan ada perbaikan trotoar yang mengharuskan pemutusan kabel jaringan internet.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)