TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD mengatakan pemerintah tidak tahu mengenai surat pencekalan Habib Rizieq Shihab.
Diketahui, Habib Rizieq mengaku dicekal pemerintah Indonesia.
Hal tersebut ia ungkapkan sebelumnya dalam akun YouTube Front TV dan video sambutannya saat Reuni Akbar 212.
Ketika dikonfirmasi, pemerintah melalui Menkopolhukam Mahfud MD mengaku tak tahu soal surat pencekalan tersebut.
"Nah itu dia, pemerintah belum pernah dapat surat itu, saya tanya-tanya nggak ada yang tahu surat itu," ujar Mahfud MD, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (3/12/2019).
Mahfud pun meminta dikirimi surat pencekalan tersebut, untuk membuktikan kebenarannya.
"Kirimkan saja ke saya, bisa fotokopinya, gampang sih yang begitu," kata Menkopolhukam ini.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini mengaku ingin mendalaminya.
"Kalau kita lihat ada urgensinya, kenapa itu ada, kan gitu," ujarnya.
"Belum tentu salah juga kalau ada, kan tentu kita harus dalami," jelas Mahfud.
Mengenai dugaan yang Rizieq Shihab lontarkan, bahwa Pemerintah Indonesia yang meminta pencekalan itu, Mahfud juga meminta bukti adanya permintaan tersebut.
"Apakah itu hanya berita di koran, yang kemudian dianggap kebijakan, kita tidak bisa menanggapi sesuatu yang tidak jelas," katanya.
"Kalau ada, kirim ke saya, nanti kita lihat," lanjut Mahfud MD.
Sebelumnya, Habib Rizieq Shihab menyebut tidak bisa pulang ke Indonesia, karena mendapatkan pencekalan dari pemerintah Arab Saudi.
Hal tersebut ia sampaikan dalam tayangan video, saat memberikan sambutan pada Reuni Akbar 212, yang digelar di Monumen Nasional (Monas), Senin (2/12/2019).
Pencekalan tersebut menurutnya karena alasan keamanan, dan atas perintah pemerintah Indonesia.
"Pertanyaannya, kenapa saya belum bisa pulang sampai hari ini? Karena saya masih dicekal oleh pemerintah Saudi Arabia, dengan alasan keamanan atas permintaan pemerintah Indonesia," jelas Habib Rizieq, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (2/12/2019).
Oleh sebab itu, Habib Rizieq meminta kepada pemerintah Indonesia untuk berhenti berbohong atas kasus pencekalannya itu.
"Kami minta kepada pemerintah Indonesia untuk stop kebohongan, stop dusta," lanjut Habib Rizieq Shihab.
Ia mengatakan, pemerintah Indonesia tidak perlu lagi melakukan kebohongan kepada seluruh warga Indonesia.
"Tidak perlu lagi ada kebohongan publik di tengah-tengah umat," kata dia.
"Karena bagaimanapun kita menutup bangkai, tentu saja baunya akan tercium dan terendus," ungkapnya.
Sehingga, Habib Rizieq meminta tidak lagi bertanya apa alasan pencekalan itu kepada dirinya.
Namun harus ditanyakan kepada pemerintah Indonesia.
"Jadi kesimpulannya, kenapa saya masih dicekal sampai hari ini, maka jangan ditanyakan kepada saya,
jangan juga ditanyakan pada pemerintah Saudi, tapi tanyakan pada pemerintah Indonesia," ujarnya.
Ia berujar, pemerintah Indonesia tidak hanya membuat pencekalan, namun juga membuat sebuah pengasingan kepada dirinya.
"Yang sudah membuat pencekalan tersebut, bahkan membuat pengasingan dalam kemasan pencekalan," katanya.
Ia mengatakan, dari pernyataan Duta Besar Arab Saudi yang lama, disampaikan kepada dirinya, sebenarnya mereka ingin memulangkan Habib Rizieq ke Indonesia.
Namun, pihak Dubes Arab Saudi yang lama meminta Habib Rizieq untuk bertanya kepada pemerintah Indonesia sendiri, mengenai alasan pencekalannya itu.
"Sebetulnya kalau kita bisa jujur apa yang sudah dilakukan oleh Duta Besar Arab Saudi yang lama,
beliau menyampaikan setiap saat akan mengembalikan Habib Rizieq ke Indonesia, tetapi silakan anda tanyakan sikap dari pemerintah Indonesia sendiri," kata dia.
Menurut Habib Rizieq, pernyataan dubes lama Arab Saudi itu sudah cukup menjadi bukti, bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh pemerintah Indonesia mengenai pencekalannya itu.
"Pernyataan dari dubes Arab Saudi yang lama itu sudah cukup sebagai pernyataan yang luar biasa,
bahwa ada sesuatu dari pemerintah Indonesia sendiri, yang membuat saya masih dicekal sampai saat ini," jelas Habib Rizieq.
(Tribunnews.com/Nuryanti)