TRIBUNNEWS.COMĀ - Menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution mengatakan tidak ada intervensi dari mertuanya dalam pencalonan dirinya.
Hal tersebut diungkapkan dalam video yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Rabu (4/12/2019).
Bobby telah mendaftarkan diri menjadi calon wali kota Medan untuk periode 2020-2024 di kantor DPP PDIP Sumatera Utara, Selasa (3/12/2019).
Menurut penuturan Bobby, Presiden Jokowi tidak memberikan arahan bagi anak dan menantunya.
Presiden Jokowi memberikan kebebasan untuk menentukan pilihan hidup.
Akan memilih menjadi pebisnis, profesional, atau menjadi politisi.
Bobby kemudian memberikan contoh apabila Presiden Jokowi tidak pernah melakukan intervensi terhadap pilihan anak dan menantunya.
Ketika itu, istri Bobby yang merupakan anak kedua Presiden Jokowi, Kahiyang Ayu mendaftarkan diri sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS).
Dalam proses tersebut, Presiden Jokowi tidak ikut campur agar proses Kahiyang Ayu menjadi mulus.
"Anak dan menantunya terserah kita mau jadi apa, terserah arahnya mau ke mana," ungkap Bobby.
"Mau ke bisnis, mau ke birokrat, mau ke profesional terserah."
"Contohnya dulu juga istri saya mendaftar di PNS tidak ada intervensi dari mertua saya, sekarang juga seperti itu."
Dukungan untuk Bobby Nasution datang dari politisi PDIP, Junimart Girsang.
Menurutnya, kali ini merupakan kesempatan bagi kaum milenial untuk dapat memegang peranan penting di masyarakat.
Junimart juga mengatakan semua yang terjadi merupakan sebuah kebetulan.
Bobby mendaftar sebagai wali kota Medan yang kebetulan menjadi menantu Presiden Jokowi.
Begitu pula dengan Gibran, putra sulung Presiden Jokowi yang mendaftar jadi wali kota Solo.
Junimart juga menjelaskan tindakan tersebut terlalu jauh untuk dikatakan sebagai nepotisme.
"Apalagi sekarang kan betul-betul yang mendengung itukan milenial, kebetulan mereka milenial, jadi ini semua sebuah kebetulan menurut saya,"
"Kebetulan Beliau jadi anak presiden, kebetulan Bobby menjadi menantu presiden dan memang sekarang lagi jamannya milenial."
"Kan kita belum juga lihat siapa lagi nanti yang maju, apakah milenial yang lain ada maju? Kan begitu."
"Dan kalau nepotisme menurut saya terlalu jauh kita bicara ke sana. Kita lihat dulu"
Meski demikian, politisi PKS, Mardani Ali Sera mengkritik pendaftaran Bobby menjadi wali kota Medan.
Mardani Ali mengatakan memang pilihan untuk mencalonkan diri sebagai wakil rakyat merupakan hak semua orang.
Namun Mardani Ali berpendapat apabila terdapat nepotisme dalam sebuah politik, hal tersebut merupakan tanda kemunduran demokrasi di Indonesia.
(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)