Mutiara mengungkap ketika seorang pekerja perempuan tidak memenuhi target, maka sanksi berupa lembur tidak dibayar menantinya.
"Selain itu upah yang rendah, jauh dari standar kebutuhan hidup layak. Itulah situasi yang diciptakan dari logika investasi yang digadang-gadang oleh pemerintah Indonesia ini. Dan dari situ dampaknya bagi tubuh perempuan sangat destruktif," imbuh Mutiara.
"Dan bagaimana kuasa yang dimiliki Ibu Sri Mulyani dalam konteks Most Powerful Women tidak ia gunakan untuk berpihak sepenuhnya pada peningkatan kualitas hidup buruh perempuan," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Forbes kembali merilis daftar The World's 100 Most Powerful Women. Sri Mulyani menjadi satu-satunya perempuan asal Indonesia yang masuk daftar tersebut.
Dikutip dari Forbes, Sri Mulyani Indrawati berada di peringkat ke-76 dalam daftar The World's 100 Most Powerful Women.
Sementara itu, Kanselir Jerman Angela Merkel berada di peringkat pertama.
Kemudian, posisi kedua diisi oleh Christine Lagarde, Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB).
Pada daftar tersebut, terdapat 100 perempuan di seluruh dunia yang mengambil peran di sektor pemerintahan, filantropi, dan media.
Selain itu, sederet artis juga masuk daftar tersebut, di antaranya Rihanna (peringkat 61), Beyoncé Knowles (peringkat 66), Taylor Swift (peringkat 71), dan Reese Witherspoon (peringkat 90).
Baca: Sri Mulyani Masuk Top Worlds 100 Most Powerful Women Versi Forbes, Satu-satunya Wanita Indonesia
Forbes menyebutkan, sebagai menteri keuangan, Sri Mulyani dinilai menambah pendapatan negara melalui reformasi pajak yang akan memperluas layanan e-filling dan menunjang kepatuhan pembayar pajak.
"Tahun lalu, Sri Mulyani memperoleh penghargaan Menteri Terbaik yang prestisius di World Government Summit atas usaha-usahanya untuk menerapkan reformasi," tulis Forbes.