News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kaleidoskop 2019

Kaleidoskop Berita TNI 2019: Kontroversi Enzo Allie hingga Dihidupkan Lagi Jabatan Wakil Panglima

Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto ilustrasi.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang akhir tahun ini, Tribunnews.com mencoba mengumpulkan sejumlah berita terkait dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) selama 2019 yang menjadi bahan perbincangan dan menyita perhatian publik.

Berikut ini lima berita terkait TNI yang dihimpun Tribunnews.com:

1. Polemik Penumpukan Perwira Menengah dan Tinggi TNI

Awal tahun 2019 media massa diramaikan dengan polemik penumpukan perwira menengah berpangkat kolonel sebanyak 500 dan perwira tinggi berpangkat jenderal sebanyak 150 yang tengah ramai dibicarakan masyarakat.

Sejumlah pihak juga angkat bicara mengenai hal tersebut, mulai dari Mabes TNI, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Imparsial, Lemhannas, Komnas HAM, dan pengamat militer.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal TNI AD Sisriadi kemudian mengajak sejumlah awak media untuk berdiskusi mengenai problem tersebut di Balai Media TNI, Salemba, Jakarta Pusat pada Rabu (6/2/2019).

Ketika itu Sisriadi membenarkan terkait masalah tersebut dan menjelaskan bahwa TNI tengah mencoba mencari jalan keluar terkait hal tersebut.

Baca: Kiper Nadeo Argawinata Senang Diberitakan Media Vietnam, Mirip Kepa Arrizabalaga di Chelsea

Sejumlah usulan solusi dan kritik juga tak luput disampaikan berbagai pihak.

Hingga akhirnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi hadiah istimewa kepada TNI di hari ulang tahun (HUT) ke-74.

Hadiah itu berupa 750 jabatan baru terdiri dari 450 jabatan untuk perwira berpangkat kolonel dan 300 untuk perwira tinggi.

"Saat ini pemerintah tengah melakukan harmonisasi rancangan peraturan presiden tentang organisasi TNI melalui penambahan 450 posisi (jabatan) baru untuk perwira berpangkat kolonel dan 300 posisi baru bagi perwira tinggi TNI," tutur Jokowi dalam sambutan HUT ke-74 TNI di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (5/10/2019).

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto kemudian meresmikan tiga Kogabwilhan (Komando Gabungan Wilayah Pertahanan) di Skadron 17 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (27/9/2019) pagi.

Pembentukan tiga Kogabwilhan disebut-sebut sebagai jalan keluar dari penumpukan perwira menengah dan tinggi di tubuh TNI.

2. Diresmikannya Koopsus TNI

Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebagai Inspektur Upacara meresmikan Komando Operasi Khusus Tentara Nasional Indonesia (Koopssus TNI) di lapangan Satpamwal Denma Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur pada Selasa (30/7/2019).

Dalam amanatnya, Hadi mengatakan pembentukan Koopssus TNI ini didasari pada beberapa aturan hukum terkait tugas pokok TNI, termasuk diantaranya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 yang juga mengatur pelibatan TNI dalam penanggulangan terorisme.

Ia menjelaskan, sebagai satuan elit, personel Koopssus TNI yang berasal dari pasukan khusus ketiga matra merupakan prajurit-prajurit pilihan.

"Mereka memiliki kualifikasi untuk melakukan berbagai jenis operasi khusus, baik di dalam maupun di luar negeri, yang menuntut kecepatan dan keberhasilan yang tinggi," kata Hadi.

Komandan Koopssus TNI dijabat oleh Brigjen TNI Rochadi yang sebelumnya menjabat Dir A Bais TNI.

Peresmian Koopsus tersebut kemudian memicu kritik dari masyarakat di antaranya LSM Imparsial dan Komnas HAM.

Satu di antara kritik tersebut adalah terkait dengan tupoksi yang dinilai terlalu luas dalam penanganan tindak pidana terorisme.

3. TNI AD Pertahankan Taruna Enzo Zenz Allie

Di awal Agustus 2019, seorang Taruna Akademi Militer berdarah Perancis, Enzo Zenz Allie sempat meramaikan dunia maya karena videonya saat tanya jawab dengan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dalam bahasa Perancis viral.

Setelahnya, foto Enzo yang tengah membawa bendera hitam yang identik dengan organisasi terlarang Hizbuth Tahrir Indonesia (HTI) beredar.

Hal itu kemudian memicu perdebatan di media sosial hingga memicu tanggapan dari sejumlah tokoh masyarakat.

Akhirnya, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa memutuskan dengan tegas mempertahankan Enzo.

Hal itu disampaikannya saat konferensi pers di Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta Pusat pada Selasa (13/8/2019).

"Kami memutuskan, TNI Angkatan Darat memutuskan untuk mempertahankan Enzo Zenz Allie dan semua Taruna Akademi Militer yang kami terima beberapa waktu lalu," tegas Andika.

Keputusan tersebut diambil Andika karena pihaknya telah memberikan penilaian tambahan khusus untuk Enzo dan beberapa Taruna lainnya secara acak terkait ideologi.

"Kami tidak akan mengklaim bahwa alat ukur yang kami miliki itu sudah valid. Maka kami juga mengambil salah satu alternatif alat ukur yang memang selama ini sudah dikembangkan digunakan cukup lama, akurasi, validasinya bisa dipertanggungjawabkan karena sudah digunakan selama 8 tahun," kata Andika.

Andika menjelaskan, penilaian tersebut dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu 10 dan 11 Agustus 2019 lalu.

Setelahnya, hasilnya kemudian dianalisis pada Senin (12/8/2019) kemarin.

"Kesimpulannya Enzo Zenz Allie dilihat dari indeks moderasi bernegara ternyata kalau dikonversi menjadi persentase memiliki nilai 84% atau nilainya di situ adalah 5,9 dari maksimum 7. Jadi indeks moderasi bernegaranya cukup bagus," kata Andika.

4. Drone CH4 Unjuk Gigi di Latgab Kartika 

TNI menjajal Drone tempur CH-4 Rainbow sebagai alat utama sistem senjata (alutsista) untuk pertama kalinya saat fire power demo Latihan Gabungan TNI Dharma Yudha di Pusat Latihan Tempur Marinir 5 Baluran Jawa Timur pada Rabu (11/9/2019).

Pesawat tanpa awak tersebut terbang tepat di atas kita pada ketinggian 15 ribu kaki.

Drone tersebut mampu terbang pada ketinggian menengah dengan kemampuan jelajah selama 30 jam.

Drone tersebut juga sempat menembakan rudal AR 1 yang menjadi senjatanya.

Rudal yang ditembakan dari ketinggian 15 ribu kaki tersebut menggunakan pemandu radar laser sehingga mampu mengenai sasaran dengan tingkat akurasi tinggi sasaran tembak dalam waktu 25 detik.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjelaskan drone tersebut berjenis MALE (Medium altitude long endurance) bisa terbang dengan jangkauan radius of actionnya bisa sampai 1.000 km apabila menggunakan satelit BLOS (beyond line of sight).

Namun kalau hanya menggunakan CLOS, itu bisa dari Surabaya sampai ke Situbondo.

Hadi menjelaskan drone tersebut merupakan pengadaan pada rencana strategis (renstra) kedua.

"Itu adalah pengadaan pada renstra kedua dan rencananya kita memiliki enam pesawat, enam pesawat itu untuk memenuhi dua sistem satuan penembak," kata Hadi.

Menkopolhukam Jenderal TNI (Purn) Wiranto yang sempat menyaksikan aksi drone tersebut pun memujinya.

Ia mengklaim kehadiran drone CH-1 itu sebagai lompatan tekonologi perang yang sudah dilakukan oleh Indonesia.

"Bahkan kita dapat lihat satu demonstrasi baru. Ada satu drone yang mampu melaksanakan pengintaian, penembakan dan pengeboman ini kemajuan atau lompatan teknologi yang luar biasa. Mudah-mudahan kedepan nanti teknologi militer yang berkembang di dunia dapat kita miliki," kata Wiranto pada Kamis (12/9/2019).

5. Dihidupkannya Kembali Jabatan Wakil Panglima TNI

Presiden Jokowi kembali menghidupkan jabatan Wakil Panglima TNI melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 66/2019 tentang Susunan Organisasi TNI.

Tiga‎ kepala staf dari tiap matra berpotensi menjadi Wakil Panglima TNI.

Dalam Pasal 13 ayat (1) Perpres tersebut, posisi Wakil Panglima akan diisi oleh perwira dengan pangkat bintang empat.

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Yuyu Sutisna, dan Kepala Staf Angkatan laut Laksamana Siwi Sukma Adji, dan KSAD Jenderal Andika.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menyebut tiga kepala staf punya peluang yang sama untuk menjabat sebagai Wakil Panglima TNI.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto belum angkat bicara terkait proses penunjukkan Wakil Panglima TNI.

Ketika ditanya terkait prosesnya sudah sampai mana, Hadi Tjahjanto bungkam dan tampak berjalan cepat terburu-buru didampingi sejumlah ajudannya.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto belum angkat bicara terkait proses penunjukkan Wakil Panglima TNI.

Ketika ditanya terkait prosesnya sudah sampai mana, Hadi Tjahjanto bungkam dan tampak berjalan cepat terburu-buru didampingi sejumlah ajudannya.

Hadi Tjahjanto tampak langsung keluar menuju mobil dinasnya yang sudah siap di depan Auditorium DR Soedjarwo Gedung Manggala Wana Bhakti Jakarta usai menghadiri Rakorsus Tingkat Menteri membahas Peningkatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2020 pada Jumat (6/12/2019).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini