TRIBUNNEWS.COM - Menteri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyatakan asesmen kompetensi pengganti Ujian Nasional (UN) sulit 'dibimbelkan'.
Hal itu diungkapkan Nadiem dalam rapat bersama Komisi X DPR RI, Kamis (12/12/2019).
"Konten dari asesmen kompetensi sangat sulit 'dibimbelkan'," ujar Nadiem dilansir oleh Youtube Kompas TV.
Nadiem menjelaskan asesmen kompetensi merupakan daya analisa dari suatu konteks informasi.
"Murid harus melakukan analisa berdasar informasi itu," ucapnya.
Bak pengajar, Nadiem menekankan paparannya kepada anggota DPR.
"Ngerti perbedaannya ya bapak ibu? Ini merupakan suatu kompetensi fundamental," ujar pendiri Gojek tersebut.
Nadiem mengungkapkan literasi dan numerasi merupakan kompetensi dasar untuk mempelajari banyak hal.
"Karena ini merupakan dua area fundamental dimana semua mata pelajaran itu hanya bisa mencapai pembelajaran yang riil kalau dia bisa memahami logikanya literasi dan numerasi."
"Jadi ini merupakan kompetensi inti untuk bisa belajar apapun," ungkapnya.
Sementara itu Nadiem juga menjelaskan keputusan diambil Kemendikbud memiliki dasar.
"Mohon diyakinkan Kemendikbud tidak akan membuat keputusan seperti ini tanpa ada basis dan standarnya."
"Kita telah menarik inspirasi dari berbagai macam asesmen dari seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia," ujarnya.
Tanggapan Ikatan Guru Indonesia