TRIBUNNEWS.COM - Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur menggelar uji petik.
Pihak Otoritas Pelabuhan tersebut menggelar uji petik di seluruh kapal ferry yang berlayar di Selat Bali.
Uji Petik itu dilakukan guna memastikan kesiapan kapal terkait angkuta libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020.
Hal tersebut disampaikan oleh Petugas KSOP Tanjung Wangi, Ade Sucipto.
"Uji petik ini dilaksanakan atas instruksi Dirjen Perhubungan Laut, kepada seluruh PT kapal-kapal dalam rangka persiapan Nataru," tutur Ade yang Tribunnews kutip melalui tayangan YouTube Indonesiar, Rabu (4/12/2019).
Uji petik tersebut selain memastikan kesiapan kapal, juga termasuk keselamatan maupun kelayakan kapal.
Yang menjadi sasaran utama pemeriksaaan yakni komponen kemudi di ruang kapal.
Komponen kemudi terdiri dari navigasi, radio sebagai alat komunikasi utama, serta GPS yang berfungsi sebagai penunjuk arah kapal.
Baca: Antisipasi Libur Natal dan Tahun Baru, PT KAI DAOPS 2 Bandung Lakukan Penjagaan Selama 24 Jam
Alat keselamatan juga di uji petik oleh petugas.
Menurut penuturannya, alat keselamatan seperti sekoci penolong, hingga life jacket diperiksa jumlah ketersediaannya.
Alat keselamatan tersebut tidak boleh kurang dari jumlah penumpang maksimal di atas kapal, saat berlayar.
Apabila dalam sidak tersebut petugas menemukan kekurangan, alat keselamatan jumlahnya tidak terpenuhi maka kapal tidak diizinkan berlayar.
Stok Tiket Menipis
PT Pelni (Persero) telah menjual tiket untuk angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Nataru).
Stok tiket kapal yang tersedia kini terus bergerak dan kursi untuk keberangkatan tanggal tertentu di beberapa rute mulai menipis.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI (Persero), Yahya Kuncoro mengatakan ada beberapa rute kapal Pelni yang kursi penumpangnya sudah banyak terjual.
Di antaranya, KM Kelud dan KM Dorolonda untuk rute Tanjung Priok-Belawan dan rute Batam-Belawan, KM Umsini (Makassar-Maumere), KM Binaiya (Makassar-Labuan Bajo-Bima), serta KM Umsini (Surabaya-Maumere).
Sisa kursi yang masih tersedia di antaranya untuk KM Nggapulu dan KM Ciremai pada ruas Tj. Priok-Makassar serta ruas Makassar-Ambon, KM Tidar (Sorong-Ambon), serta KM Lambelu dan KM Bukit Siguntang (Makassar-Kupang).
Baca: Libur Natal dan Tahun Baru, Stok Kursi Penumpang di Pelni Mulai Menipis
"Bagi penumpang yang belum memperoleh seat kapal Pelni, kami menghimbau agar bergeser ke tanggal keberangkatan selanjutnya demi keselamatan dan kenyamanan penumpang," kata Yahya dalam keterangannya, Rabu (11/12/2019).
Diwartakan TribunBisnis, Yahya menjelaskan, tiket Pelni bisa dibeli dengan cara mengakses website resmi PELNI, aplikasi PELNI Mobile App, agen resmi, call center PELNI 162, dan loket-loket di kantor cabang.
Arus puncak penumpang kapal Pelni diperkirakan akan terjadi pada H-4 tanggal 21 Desember 2019 sedangkan untuk pasca Natal akan jatuh pada H+11 tanggal 5 Januari 2020.
Prediksi volume pada puncak Natal akan mencapai 33.838 pelanggan dan pada arus balik akan mencapai 24.253 pelanggan. Penumpang Natal dan tahun baru diperkirakan akan naik 5,8 persen dari 516.825 pelanggan di 2018 menjadi 548.801 pelanggan di 2019.
Selama periode Nataru, penumpang Pelni di wilayah timur lebih dominan dibandingkan dengan wilayah tengah dan barat.
Pelanggan yang naik dari pelabuhan di Indonesia timur mencapai 42 persen, sedangkan wilayah tengah 38 persen dan wilayah Barat 20 persen.
Pelni akan mengoperasikan 26 kapal trayek nusantara dengan kapasitas terpasang 55.668 pax, dari jumlah tersebut sejumlah 34.309 merupakan kapasitas reguler, sisanya sebanyak 21.359 pax, kapasitas dispensasi.
“Seat dispensasi telah dijual sejak 5 Desember 2019 lalu,” tambahnya.
Perseroan mengoperasikan 10 kapal yang terdiri dari 1 kapal tipe 3.000 pax (KM. Labobar), 6 kapal tipe 2.000 pax (KM. Ciremai, KM. Dobonsolo, KM. Nggapulu, KM. Gunung Dempo, KM. Sinabung, KM. Tidar) dan 3 kapal tipe 1.000 pax (KM. Tatamailau, KM. Sirimau dan KM. Leuser).
Baca: Tol Japek Hanya Untuk Kendaraan Golongan 1, GM Traffic Jasa Marga: Kendaraan Besar Sering Gangguan
Untuk wilayah tengah yang terdiri dari Pelabuhan Nunukan-Tarakan-Balikpapan-Makasar-Baubau-Benoa-Labuanbajo-Kupang-dan Bitung akan dioperasikan 10 kapal teridiri 1 kapal tipe 3.000 pax (KM. Labobar) 1 kapal tipe 2.000 (KM. Bukit Siguntang), 7 kapal tipe 1.000 pax (KM. Tilongkabila, KM. Binaiya, KM. Awu, KM. Leuser, KM. Kelimutu, KM. Jetliner) dan 1 kapal tipe 500 pax (KM. Wilis).
Untuk rute wilayah barat terdiri dari Pelabuhan Gunung Sitoli-Sibolga-Padang-Belawan-Kijang-Batam-Pontianak-Keppri-Tanjung Priok-Tanjung Emas - Tanjung Perak – Kumai dan Sampit akan dioperasikan 5 kapal terdiri 3 kapal tipe 2.000 pax (KM. Kelud, KM. Umsini, KM. Dorolonda) , dan 2 kapal tipe 1.000 pax (KM. Bukit Raya dan KM. Lawit).
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)(TribunBisnis/Ria anatasia)