News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

100 Hari Kepergian BJ Habibie, Putra Sulung Rindukan Momen-momen Kecil Diskusikan Pesawat Terbang

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Putra sulung BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie di rumah duka Patra Kuningan 13, Jakarta Selatan, Jumat (20/12/2019).

Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ini genap sudah 100 hari Presiden ke-3 RI BJ Habibie pergi meninggalkan dunia.

BJ Habibie meninggal dunia pada 11 September 2019 lalu. Kabar kepergian Intelektual Besar itu menjadi duka yang sangat mendalam bukan hanya bagi keluarga besarnya, tapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ilham Akbar Habibie, putra sulung BJ Habibie mengaku merindukan cerita-cerita kecil yang kerap dibagikan sang bapak semasa hidup.

Dia mengatakan BJ Habibie sering memberikan banyak gagasan dan kerap mengajaknya berdiskusi, bahkan hingga larut malam.

"Saya merindukan cerita-cerita yang sering diberikan dan omelan-omelan bapak. Bapak itu punya banyak gagasan-gagasan, saya pribadi banyak melakukan diskusi dengan bapak."

"Bisa sampai malam sekali, pukul 01:00 WIB atau bahkan hingga pukul 02:00 WIB, itu masih diskusi," kata Ilham ditemui di rumah duka Patra Kuningan 13, Jakarta Selatan, Jumat (20/12/2019).

Memang diskusi merupakan hal yang sederhana, namun bagi Ilham, apa yang telah dijalani dengan sang bapak itu sangat berarti dan itulah yang akhirnya membuatnya merasa kehilangan.

Terkadang ketika mendatangi sejumlah tempat yang kerap dikunjungi BJ Habibie, Ilham masih terkenangan akan sang bapak lantaran pernah menghabiskan banyak waktu bersama.

"Apalagi kalau kita ke rumah ini, kita jadi sering teringat akan bapak. Terkadang melihat karya-karya bapak di televisi, tentu kami semua akhirnya jadi teringat akan bapak," ujarnya.

Beberapa hal memang agak sentimentil, bahkan perasaan sedih yang mendalam itu sendiri selepas kepergian BJ Habibie.

Ilham mengatakan, tentunya dia dan keluarga sempat merasakan shock yang luar biasa ketika sang bapak wafat.

Namun, bagaimana pun juga, Ilham dan pihak keluarga harus berusaha menerima dan mengikhlaskan kepergian sang bapak.

Menurutnya, menerima dan mengikhlaskan dapat memberikan ketenangan hati yang bisa ditemukannya kembali.

"Memang rasa sedih dan kangen itu tentunya tidak akan bisa hilang, selebihnya hanyalah bagaimana kita bisa tetap hidup dan menemukan keseimbangan kita sendiri dan juga menerima kenyataan bahwa bapak memang sudah tidak ada lagi," katanya.

"Namun demikian tentunya saya kira bapak sendiri telah mempersiapkan kami-kami sendiri juga termasuk saya dengan sangat baik terutama untuk bagaimana kita menghadapi hidup itu sendiri setelah bapak tidak ada lagi," tambah Ilham.

Putra sulung BJ Habibie itu mengatakan, sebetulnya dia dan keluarga sudah sangat siap menyambut kepergian sang bapak.

Meskipun begitu, apa yang disampaikan sang bapak tak pernah luput dari ingatannya.

Gagasan besar yang pernah diajarkan sang bapak kepada Ilham tentunya tentang pesawat terbang.

Lebih lanjut, Iham mengatakan dia dan sang bapak sama-sama orang pesawat dan diskusi tentang pesawat bukan dilakukannya satu atau dua kali dengan sang ayah.

"Bahkan sebagian hidup kita berdua, puluhan tahun, kita hanya membahas mengenai pesawat, bukan yang kami buat tetapi pada umumnya," ujarnya.

Pembahasan seputar pesawat terbang bukan hanya untuk kepentingan membuat pesawat, tapi bagi negara Indonesia yang memang memerlukan pesawat.

Kemudian, apa yang telah diajarkan BJ Habibie kepada Ilham adalah agar dia bisa berguna bagi negara sekaligus menunjukkan kepada seluruh anak bangsa bahwa dia mampu mewujudkan semua yang dibahasnya bersama sang bapak.

"Pembahasan seputar pesawat terbang dengan bapak juga sekaligus untuk kita memberikan contoh kepada negara kita, bahwa kita mampu mewujudkan impian itu," tandas Ilham Habibie.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini