Namun di tengah-tengah suasana itu, terdengar bunyi tembakan kiri kanan, baik dari udara maupun dari darat sehingga rakyat di Kabupaten Intan Jaya mencari tempat perlindungan masing-masing untuk selamatkan diri dari serangan yang telah dilakukan oleh pihak musuh yaitu Militer dan Polisi Indonesia.
Baca: Bupati Intan Jaya Kecam Penembakan OPM Pimpinan Lekagak Telenggen ke Warga Sipil
Baca: Personel Gabungan TNI/Polri Buru Pemberontak Papua yang Bunuh 3 Tukang Ojek di Intan Jaya
"Saat itu terjadi serangan brutal yang telah dilakukan oleh Militer dan Polisi Indonesai dan TNI/Polri berhasil menangkap salah satu pendeta dan salah satu pemuda, namun Pasukan TPNPB-OPM berhasil selamatkan mereka dari tangan musuh yaitu Militer dan Polisi Indonesia," ujarnya.
Pimpinan TPNPB-OPM dibawah komando Gen. Goliath Tabuni perintahkan kepada Mayjen Lekagak Telenggen selaku Komandan Operasi Umum TPNPB-OPM dengan tujuan untuk lakukan serangan balik ke pihak musuh yaitu Militer dan Polisi Indonesia.
"Saat itu juga Komandan Operasi Umum Mayjen Lekagak Telenggen perintahkan beberapa KODAP yang sudah ada di Kabupaten Intan Jaya, yaitu KODAP Sinak, KODAP Yambi, KODAP Ilaga dan tuan rumah KODAP Kemabu Intan Jaya, lakukan serangan terhadap pasukan Militer dan Polisi Indonesia dan Pasukan TPNPB- OPM telah berhasil menembak 8 anggota Militer dan Polisi Indonesia."
"Dan dua di antara 8 anggota Militer Indoensia yang gugur dalam pertempuran itu adalah penembak jitu berpangkat bintang satu telah gugur. Dan juga 2 mayat sementara belum dievakuasi sisa dari 8 anggota itu sudah devakuasi. Dan mayat mereka dievakuasi di Rumah sakit umum milik pemerintah daerah di Timika atau RSUD di SP 4 timika," paparnya.
Evakuasi mayat telah dilakukan pada hari Selasa tanggal 18 Desember 2019 2019, menggunakan 3 helikopter milik TNI.
Selanjutnya TNI/Polri kembali melakukan evakuasi dua mayat, namun Pasukan TPNPB-OPM lakukan penembakan terhadap 3 helikopter dan pada akhirnya bodi helikopter pun sasaran peluru milik TPN PB atau telah tertembak.
Sehingga hari Selasa 18 Desember 2019 kemarin Militer dan Polisi Indonesia tidak berhasil melakukan evakuasi dan mayat dua anggota Militer Indonesia masih ada di tangan TPNPB-OPM.
"Dan selanjutnya, pendropan anggota Militer dan Polisi Indonesia alustita mulai melalukan pendropan, dan hal ini semakin hari semakin banyak di Kabupaten Intan Jaya, Papua namun kami TPNPB-OPM Komando Nasional siap hadapi Militer dan Polisi Indonesia kapan pun dan di mana saja, baik siang hari atau pun pada malam hari sampai dengan PAPUA MERDEKA."
"Kalau PAPUA belum MERDEKA, kami TPNPB-OPM tidak akan berhenti Perang, namun Perang terus sampai Papua Merdeka penuh dari tangan Pemerintah Kolonial Republik Indonesia," ancamnya.
Pesan Pimpinan Militer TPNPB-OPM bahwa Bulan Desember adalah bulan yang istimewa bagi umat Kristiani di seluruh lapisan muka bumi ini, maka kami dari TPNPB-OPM Komando Nasional bersama rakyat di Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Nduga, Kabupaten Lani Jaya dan seluruh Papua sedang persiapan menyambut kedatangan YESUS KRISTUS adalah sang Juru selamat umat manusia di muka bumi ini, terlebih khusus di tanah PAPUA.
"Maka PERESIDEN INDONESIA dan petinggi MILITER INDONESIA GUBERNUR PAPUA dan PAPUA BARAT segera STOP PENDROPAN MILITER DI PROPINSI PAPUA dan PAPUA BARAT.
Dan hari ini adalah hari Rabu tangal 19 Desember 2019, Pasukan Militer Indonesian dan Pasukan TPNPB-OPM sedang lakuan baku tembak di Ugimba mura, Italipa dan sekitarnya.
Dan perang terus berjalan, maka kami mohon pantauan dari semua pihak, yaitu oleh:
1. Semua Pimpinan Gereja di seluruh Dunia;
2. Semua LSM HAM di seluruh Dunia;
3. PBB;
4. dan juga oleh semua Pimpinan Gereja di papua.
Demikian Siaran Pers KOMNA TPNPB-OPM, dan markas Pusat TPNPB-OPM bertanggungjawab atas laporan ini.
Dikeluarkan dari Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM pada tanggal 19 Desember 2019, dan diteruskan kepada semua jurnalis dan juga disampaikan kepada semua pihak yang peduli akan kemanusiaan oleh Jubir TPNPB-OPM Tuan Sebby Sambom. (Kontributor Tribunnews.com, Banjir Ambarita)