Saya ambil contoh istri saya sendiri, ibu dari kedua anak saya.
Saya saja paling hanya menemani main, mengantar dan menjemput Etes sekolah.
Tapi istri saya, mulai dari menyusui, menyiapkan makan, memandikan anak, mengasuh, mengajar belajar anak, dah pokoknya hampir seluruh tanggung jawab anak itu istri saya yg siapkan.
Kadang masih nambah loh, nyapu lantai dan urusan lainnya.
Itu juga terjadi dengan yg dilakukan Ibu saya sendiri.
Maka dari itu, saya punya pandangan bahwa peran ibu itu menjadi “penyangga masa depan bangsa.”
Karena jika kita bicara sumber daya manusia (SDM) Indonesia ke depan, itu pada dasarnya peran seorang ibu sangat menentukan. Termasuk dalam membentuk karakter bangsa.
Maka “lompatan Solo lebih maju” ke depan juga salah satunya akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak di Solo lebih baik lagi.
Selamat Hari Ibu.
Sembah Sujudku Padamu.
Surakarta, 22 Des’ 2019." tulis Gibran.
Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, awal mula adanya peringatan Hari Ibu berasal dari kongres perempuan yang dilaksanakan selama tiga hari.
Kongres dilaksanakan pada 22 Desember sampai 25 Desember 1928.
Kongres tersebut digelar bertujuan untuk menyamakan pandangan mengubah nasib perempuan di Tanah Air.