TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Joko Widodo merupakan pemimpin yang lahir dari proses pemilihan secara langsung oleh rakyat.
Lima kali berkompetisi, Jokowi pun selalu keluar menjadi pemenang.
"Yaitu dalam dua kali Pilkada Solo, satu kali dalam Pilkada DKI Jakarta, dan dua kali dalam pemilihan presiden," kata tokoh nasional Maruarar Sirait dalam diskusi Crosscheck Medcom dengan tema "Jokowi Langgengkan Politik Dinasti?" Menteng, Jakarta Pusat pada Minggu (22/12/2019).
Karena itu, jelas Ara, Jokowi begitu memahami dengan baik bagaimana bisa dipercaya oleh rakyat.
Selain memiliki integritas, Jokowi juga menorehkan rekam jejak yang begitu berbekas dan berdampak pada masyarakat.
Di Solo misalnya, dalam periode kedua, Jokowi pun memang lebih dari 90 persen karena dipercaya rakyat.
"Dengan kemenangan lima kali itu, Jokowi sudah memiliki reputasi sebagai politisi yang matang. Selain reputasi, Jokowi juga memiliki legacy yang bisa dilihat rakyat," ungkap Ara, demikian ia disapa.
Dengan reputasi dan legacy sebagai sosok seorang yang demokratis, Maruarar memastikan Jokowi tidak akan menggunakan kekuasaannya untuk melakukan intervensi dalam proses Pilkada langsung yang melibatkan anak dan menantunya.
Yaitu Gibran Rakabuming yang mendaftar dalam Pilkada Solo dan Bobby Nasution yang mendaftar dalam Pilkada Medan.
"Jokowi memahami substansi Pilkada langsung, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Karena itu Jokowi tak mungkin melakukan intervensi," ungkap Ara.
Jokowi juga, masih kata Ara, tidak akan mempetaruhkan reputasinya sebagai sosok yang demokratis. Maka tak akan ada masalah juga misalnya bila Gibran atau Bobby maju dalam Pilkada, lalu kalah.
Itu merupakan hal biasa dalam politik, yang pastinya juga pahit dan manisnya akan diterima oleh Gibran dan Bobby.
"Rekam jejak Jokowi juga menunjukkan itu. Saat Kahiyang tidak lolos PNS, biasa saja. Tidak gunakan power untuk meloloskan. Ini sebab Jokowi pemimpin demokratis yang lahir dari proses demokrasi," jelas Ara yang dikenal dekat dengan Jokowi ini.
Maruarar menekankan bahwa Jokowi memang memiliki rekam jejak soal sikap yang demokratis itu. Termasuk dalam bisnis anak-anaknya, Jokowi membiarkan anak-anaknya mandiri dan berdikari dengan bisnis sebagaimana bisnis kebanyakan rakyat. Yaitu Gibran berbisnis Martabak dan Kaesang berbisnis pisang.
Karena itu, Maruarar memastikan juga Jokowi tidak akan mengintervensi proses Pilkada di Solo. Pun demikian, Jokowi juga menanamkan pendidikan yang demokratis kepada anak-anaknya untuk tidak bergantung pada kekuasaan. Maka terlihat Gibran, Kahiyang dan Kaesang bisa mandiri dan berdikari tanpa memanfaatkan posisi sang bapak.
Ara pun menjelaskan soal Gibran. Menurut Ara, sosok Gibran merupakan sosok yang langka dan tidak banyak orang seperti Gibran.
Bagaimana tidak, Gibran merupakan anak dari Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta, lalu Presiden RI. Namun demikian, tidak ada yang berubah dari Gibran saat Jokowi masih bisnis mebeul hingga menjabat pejabat nomor satu di Indonesia.
"Mungkin kalau anak-anak lain bisa manja, hedon atau selalu menggunakan posisi sang ayah. Tapi Gibran tidak. Ia tetap sederhana, bersahaja, dan merakyat," jelas Ara.
Ara menambahkan bahwa Gibran juga tak pernah main-main proyek. "Tidak ada kita dengar Gibran main proyak," ungkap politisi PDI Perjuangan ini.