News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Biodiesel 30

Jokowi Resmi Luncurkan Program B30, Hemat USD 4,8 Miliar karena Tak Perlu Bangun Kilang Minyak Lagi

Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi meresmikan penerapan program Biodiesel 30 persen (B30) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) COCO No 31.128.02 MT Haryono Jakarta Selatan, pada Senin, 23 Desember 2019.

Dalam peresmian ini, Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, Dirut Pertamina Nicke Widyawati, serta Komisaris Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Dalam acara tersebut, Jokowi dan para pejabat juga menyaksikan bahan bakar B30 dari tangki SPBU Pertamina diisi ke sebuah mobil pick up.

Jokowi meminta para menterinya dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati untuk terus mengawal program peningkatan energi baru terbarukan itu.

Baca: Ada Ahok di Sampingnya, Jokowi Peringatkan Mereka yang Hobi Impor BBM

"Ada menteri dan dirut Pertamina nanti masuk untuk tahun depan ke B40 dan awal 2021 juga masuk ke B50," ungkapnya.

Selain itu, Jokowi juga menyebut ada tiga alasan mengapa B30 diluncurkan.

Alasan pertama menurut Jokowi, Indonesia perlu mencari energi baru terbarukan, agar tidak lagi menggunakan energi fosil.

"Kita berusaha mencari sumber-sumber energi baru terbarukan," katanya.

"Kita melepaskan diri dari energi fosil, yang kita sadar suatu saat nanti pasti akan habis," jelas Jokowi.

Ia juga menyampaikan, program B30 tersebut untuk menjaga bumi agar bersih.

Menurutnya, membuat energi bersih bisa dilakukan dengan menurunkan gas karbon.

"Pengembangan energi baru terbarukan juga komitmen kita untuk menjaga planet bumi, menjaga energi bersih dengan menurunkan gas karbon dan untuk meningkatkan kualitas lingkungan, ini adalah energi bersih," ungkapnya.

Selanjutnya, Jokowi berujar ingin mengurangi ketergantungan impor Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Kedua, kita tahu ketergantungan kita pada impor BBM, termasuk di dalamnya solar yang cukup tinggi," katanya.

Ia mengungkapkan, Indonesia merupakan negara penghasil minyak sawit, sehingga itu bisa digunakan untuk menggantikan bahan bakar solar.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini