Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf khusus (Stafsus) Presiden Angkie Yudistia mengaku enggan membandingkan antara staf khusus 'milenial' dengan staf khusus 'kolonial' yang ramai dibicarakan publik.
Diketahui, istilah 'milenial' merupakan para staf khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sedangkan, istilah 'kolonial' merupakan para staf khusus Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Hal itu disampaikan Angkie saat sesi wawancara khusus dengan Tribunnews.com, di Kantor This Able, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (23/12/2019).
"Kalau kita bilang bahwa kenapa kita harus dibandingkan antara stafsus presiden dan wakil presiden, kan kita bisa bekerja sama," kata Angkie.
Baca: Sosok Jokowi di Mata Stafsus Angkie Yudistia: Presiden Bilang Sama Kami, Jangan Pernah Kapok
Baca: Resmikan Program B30, Jokowi Sebut 3 Alasan Percepat Implementasi
Baca: Angkie Yudistia: Penunjukan Sebagai Stafsus Bukti Jokowi Perhatikan Disabilitas
"Kita bekerja berdasarkan bidangnya kita, kita bekerja sesuai kemampuan kita berfikir," tambahnya.
Angkie juga menyebut, istilah penyebutan staf khusus milenial hanya sebagai prespektif pandangan.
Namun, yang terpenting bagamana Presiden Jokowi mendapat masukan dan saran terkait tantangan kalangan muda kedepan.
Ia juga membantah kalau staf khusus milenial hanya 'pajangan' di lingkaran Istana.
"milenial ini ada kan presiden begitu membutuhkan prespektif baru dari milenial. Jadi kalau orang ada yang bilang kita pajangan, aduh kita memberikan soluktif untuk perspektif milenial," jelasnya.