TRIBUNNEWS.COM - Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak memantau pengamanan ibadah malam Natal 2019 di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya.
Gereja Pantekosta yang berada di pusat Surabaya ini merupakan gereja bekas sasaran teror bom pada 2018 silam.
Emil Dardak bersama Wakapolda Jatim dan Kasdam V Brawijaya datang dengan disambut pendeta gereja Pantekosta protestan Surabaya.
Di kawasan gereja tersebut, aparat kepolisian yang berjaga di pintu masuk gereja, memeriksa pengunjung satu per satu.
"Ya tentunya kami sangat berterima kasih atas kerja keras dari sahabat-sahabat, aparat keamanan," ujar Emil, Selasa (24/12/2019), dikutip dari YouTube KompasTV.
Ia meminta agar masyarakat bersama-sama menjaga lingkungan di perayaan hari besar keagamaan.
Kegiatan ini merupakan rangkaian pengamanan dari Natal hingga malam pergantian tahun baru 2020.
"Keamanan ini berlangsung sampai terus ya. Bahkan ini satu rangkaian sampai tahun baru," kata Gubernur Jawa Timur tersebut.
Sebelumnya, Wakil Gubernur dan Wakapolda Jawa Timur juga melakukan pantauan keamanan di sejumlah gereja lainnya di Surabaya.
Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan saat ibadah malam Natal digelar.
Pengamanan Natal Dibantu Banser
Sementara itu, pengamanan Natal juga dilakukan oleh barisan Ansor Serbaguna atau Banser.
Sejumlah Banser di Jawa Timur ikut serta melakukan pengamanan menjelang pelaksanaan malam kebaktian Natal.
Mereka bertujuan agar umat Kristiani dapat melaksanakan perayaan hari Natal tanpa khawatir adanya gangguan keamanan.
"Keamanan di sini itu cuma kemanusiaan. Jadi kita melihat dari Bhineka Tunggal Ika. Karena Banser dillibatkan di sini. Karena itu kepribadian dan kemanusiaan saja," ungkap wakil Kepala Protokoler Banser Jawa, Romy Wicaksono.
Romy menyebut, terdapat 25 anggota Banser di Gereja Pantekosta.
Sementara di seluruh Surabaya terdapat 145 personel Banser yang siap mengamankan rangkaian Natal.
145 personel Banser tersebut akan dikerahkan ke Pimpinan Wilayan Ansor Jawa Timur.
Ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya 2018
Diberitakan Tribunnews, di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) pernah terjadi ledakan yang diduga teror bom.
Kombes Pol Rudi Setiawan menyebutkan, bom yang meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno, Minggu (13/5/2018), adalah bom mobil.
Bom tersebut dibawa mobil Avanza dengan kecepatan tinggi hingga menabrakkan diri di pintu utama gereja.
Seketika bom dari dalam mobil pun meledak.
Gereja Pantekosta Tidak Menggelar Peringatan Satu Tahun Bom Surabaya
Pada 13 Mei 2019 lalu tepat satu tahun peristiwa pengeboman terjadi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS).
Namun, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya tersebut tidak mengadakan kegiatan khusus dalam memperingati teror bom yang pernah terjadi.
Para jemaat pun memilih untuk tidak berkegiatan khusus dalam peristiwa satu tahun tersebut.
Kepala Kerumah Tanggaan GPPS Soehendro mengatakan tidak ingin mengenang kembali peledakan bom tersebut.
Pasca kejadian ia hanya berharap agar tidak terulang lagi teror bom di GPPS.
Sehingga para jemaat gereja dapat beribadah dengan tidak lagi trauma dari peristiwa yang pernah terjadi.
(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)