Teutama dalam hal mendampingi Presiden baik saat menerima tamu maupun saat melakukan kunjungan.
"Saya merasakan juga selama dua tahun lebih kurang di KSP dengan beban-beban kerja yang luar biasa pada satu sisi," ujarnya.
"Sisi yang lain, hampir setiap Bapak Presiden menerima tamu, berkunjung, kemudian melihat beberapa lokasi-lokasi infrastruktur di Papua dan beberapa tempat, selalu didampingi kepala KSP," kata Ngabalin.
"Tidak hanya didalam negeri, tetapi juga di luar negeri," imbuhnya.
Hendri Satrio
Pengamat Politik Hendri Satrio memiliki dua perspektif terhadap perlu dan tidaknya posisi Wakil Kepala di KSP.
Hal ini ia sampaikan dalam program Apa Kabar Indonesia Malam yang dilansir dari kanal YouTube Talk Show TvOne, Jumat (27/12/2019).
Perspektif yang pertama yakni soal kebutuhan.
Hendri menilai sedahsyat ini kah kebutuhan Kantor Staf Kepresidenan hingga harus menambah pos Wakil KSP.
Mengingat birokrasi istana terlihat sudah semakin 'gemuk'.
"Soal kebutuhan Pak Jokowi kira-kira begini, beliau sudah dibantu menteri, stafsus, wantimpres. Kalau memang presiden butuh (bantuan dalam menjalankan pemerintahan) sebesar itu kah kebutuhan KSP?" ujar Hendri.
Sementara yang kedua yakni soal kepercayaan.
Hendri menyebut jangan-jangan timbul rasa ketidak percayaan dibenak Presiden terhadap KSP.
"Kemudian perspektif keparcayaan jangan-jangan ada ketidak percayaan Jokowi terhadap susunan KSP saat ini," ujar Hendri.
"Cuma enggak enak aja mau reshuffle, masak KSP di reshuffle," imbuhnya.
Sehingga Hendri menilai kehadiran Wakil KSP ini nantinya untuk menimbulkan kembali rasa kepercayaan tersebut.
"Jadi dibuatlah Wakil KSP ini, supaya jadi lebih percaya beliau," jelasnya.
Namun menyinggung terkait bagi-bagi jabatan, Hendri menyebut ini semua sepenuhnya hak yang dimiliki Jokowi.
"Tapi kalau kita menuduh ada janji-janji Presiden kepada tokoh-tokoh yang belum mendapatkan tempat, itu sih menjadi hak Presiden," kata Hendri. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma, TribunWow.com/Anung Aulia Malik, Kompas.com/Haryanti Puspa Sari)