TRIBUNNEWS.COM - Penyidik Senior KPK, Novel Baswedan mengharapkan pihak Kepolisian tidak menghilangkan sikap netralitas saat dalam proses pemeriksaan dua tersangka.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV, pada Jumat (27/12/2019).
Novel menuturkan mengenal banyak pihak yang berada di dalam instansi Kepolisian, Brimob, hingga anggota TNI.
Meski demikian, Novel merasa anggota yang berasal dari beberapa instansi tersebut melakukan penyiraman air keras pada dirinya yang terjadi, pada 11 April 2017 lalu.
Menurut Novel tindakan penyiraman yang telah terjadi hampir dua tahun lebih tersebut tidak mungkin didasari atas dendam pribadi maupun dendam atasan.
Novel tidak setuju apabila musibah yang menimpanya dikaitkan dengan adanya dendam pribadi.
"Cuma satu yang harus saya garis bawahi, jangan sampai objektivitas ditinggalkan," tutur Novel.
"Saya kenal dengan banyak anggota Polri, Brimob, dan TNI, yang saya yakin mereka itu rasanya tidak mungkin melakukan hal-hal yang seperti itu."
"Kalau dibilang dendam, ini dendam pribadi dia atau atasannya, saya kira itu tidak masuk akal," lanjut dia.
"Saya tidak percaya kalau kemudian dianggap sebagai dendam pribadi," imbuhnya.
Novel menuturkan sangat mengapresiasi usaha pihak Kepolisian dalam mengusut kasus yang menimpanya.
Namun Novel khawatir akan terdapat cerita lain setelah penangkapan dua tersangka yang melakukan penyiraman air keras.
Novel juga tidak ingin untuk menanggapi lebih lanjut dan akan menyerahkan kelanjutan proses pada kuasa hukumnya.
"Jadi di satu sisi saya ingin mengapresiasi di sisi lain saya khawatir ada cerita lain," jelas Novel.