Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ketiga pascabanjir yang melanda hampir di seluruh kota Jakarta, para pengungsi banjir di Posko Banjir Rusun Jatinegara, Jakarta Timur, mulai terjangkit berbagai penyakit seperti ISPA dan Leptospirosis.
Dokter Tuti yang memberikan penanganan medis di posko pengungsian mengatakan, kedua penyakit tersebut terjadi karena genangan banjir mengandung urine hewan yang menempel pada lantai rumah.
“Kalau saat ini diare, ISPA yang untuk saat ini banyak diderita oleh anak-anak. Tapi banyak dari mereka mulai terserang batuk dan pilek,” kata Dokter Tuti ketika dihubungi pada Sabtu (4/1/2020).
Tuti menjelaskan selain batuk dan pilek, penyakit lain yang sering mengancam korban banjir di lokasi pengungsian yakni diare, leptospirosis.
Namun demikian, pihaknya mengaku telah melakukan pencegahan bagi pengungsi yang terserang penyakit tersebut dengan memberikan antibiotik.
“Diare sama leptospirosis, kita pencegahannya setiap ada keluhan seperti batuk dan pilek paling kita kasih antibiotik untuk pencegahan. Takutnya itu gejala awal dan bila warga sudah merasakan sakit, langsung lapor ke klinik,” ujar Tuti.
Penyakit leptospirosis sendiri berasal dari urine hewan seperti tikus, yang mungkin saja urinenya terkandung dalam genangan air saat banjir terjadi.
Selain itu, Tuti mengingatkan agar warga korban bencana banjir segera melakukan bersih-bersih di rumah masing-masing.
Baca: Banyak Tanggul Jebol Saat Banjir, BNPB Curiga Pembangunannya Tak Sesuai Spesifikasi
“Penyakit ini berasal dari virus dari urine hewan seperti tikus dan hewan semacamnya. Jadi masyarakat sebaiknya mulai beres-beres ketika banjir sudah surut,” tuturnya.
Di samping itu, Tuti menuturkan pengungsi juga ada yang terjangkit penyakit darah tinggi. Namun, penyakit ini biasanya hanya dialami warga yang sudah lansia akibat kelelahan.
Baca: DFSK Diskon Khusus Biaya Servis untuk Mobil Korban Banjir
“Ada juga pengungsi terserang penyakit darah tinggi, kebanyakan dari kalangan lansia akibat kecapean saat melakukan bersih-bersih di rumah mereka,” ungkap Tuti.
Hingga saat ini, total pengungsi yang sudah terjangkit sebanyak 87 orang, namun demikian, mereka sudah ditangani dan mendapat pertolongan pertama.
“Para pengungsi yang mengalami sakit sudah mendapatkan pertolongan pertama dari pihak klinik,” sambungnya.