TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diagendakan akan bertolak ke Uni Emirat Arab, 11-14 Januari 2020.
Padahal, kondisi Timur-Tengah sedang memanas dengan ketegangan yang terjadi antara Iran dengan Amerika Serikat.
Mengenai hal itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno Marsudi, menegaskan sudah memperhitungkan segala hal.
Retno Marsudi mengungkapkan, keselamatan Presiden Jokowi menjadi yang utama.
Retno Marsudi menyebut tengah mengamati perkembangan yang terjadi.
"Kami akan amati terus. Tentunya keamanan keselamatan Bapak Presiden nomor satu."
"Tetapi kami akan amati semuanya, dampaknya kami hitung, semuanya dengan sangat matang," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (9/1/2020), dilansir Kompas.com.
Kondisi Terkini
Sementara itu Iran disebut telah menembakkan 22 rudal ke markas pasukan AS di Irak.
Dilansir Kompas.com, Iran bahkan mengklaim menewaskan 80 orang Amerika.
Baca Juga: Spesifikasi Drone Canggih MQ-9 Milik Amerika Serikat yang Tewaskan Jenderal Iran Qassem Soleimani
Teheran melancarkan serangan di Pangkalan Udara Ain al-Assad dan markas di Irbil beberapa waktu lalu.
Sumber militer Irak mengungkapkan dua dari 17 rudal Iran yang menargetkan markas pasukan AS di Ain al-Assad tidak mencapai sasaran.
Hal tersebut merupakan aksi balasan dari Iran kepada Amerika Serikat.
Diketahui sebelumnya, hubungan Iran dan Amerika Serikat seusai terbunuhnya Jenderal Qassem Soleimani, Jumat (3/1/2020) pekan lalu.
Sementara itu tujuan utama Presiden Jokowi ke UEA disebut Retno Marsudi mengusung misi investasi.
“Presiden rencananya akan berkunjung ke UEA, heavy dari kunjungan ini adalah mengenai masalah investasi,” kata Retno dilansir Kompas.com.
Retno Marsudi menyebut Indonesia bersama UEA terus menjalin kerja sama.
“Rencananya akan ada beberapa MoU yang akan ditandatangani, dari pihak bisnis yang paling banyak," ungkapnya.
Hingga kini, deretan kerja sama kedua negara masih disusun dan dimatangkan sehingga dapat diselesaikan pada saat kunjungan Presiden Jokowi ke UEA.
Sementara itu Retno Marsudi belum mengungkapkan bidang apa yang direncanakan akan dijalin kerja sama.
Demikian pula dengan nilai investasi tersebut.
"Mengenai nilainya masih terus bergerak tapi saya kira untuk kunjungan ke UAE ini nilai ekonominya akan sangat signifikan,” kata dia.
Selama di UEA, Jokowi direncanakan menghadiri pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota.
Jokowi juga diagendakan menghadiri pertemuan Abu Dhabi Sustainability Week.
Dalam acara tersebut, Jokowi direncanakan menjadi pembicara kunci untuk membahas pembangunan dan energi berkelanjutan.
Gencar Canangkan Investasi
Sementara itu Jokowi meminta para duta besar Indonesia menjadi duta investasi di negara mereka bertugas.
Hal tersebut dilakukan melalui diplomasi ekonomi.
Jokowi menyampaikan hal tersebut saat membuka Rapat Kerja Kepala Perwakilan Republik Indonesia dengan Kementerian Luar Negeri, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/1/2020).
"Saya ingin kita semuanya fokus kepada diplomasi ekonomi. Saya ingin 70-80 persen apa yang kita miliki fokusnya di situ, diplomasi ekonomi, karena itulah yang sekarang ini sedang diperlukan oleh negara kita," kata Jokowi dilansir Kompas.com.
"Oleh sebab itu penting sekali, para duta besar ini sebagai duta investasi," ungkapnya.
Jokowi menyebut situasi perekonomian dunia penuh ketidakpastian.
Sejumlah konflik dari waktu ke waktu juga semakin bertambah.
Jokowi mengungkapkan seluruh negara menjadi terdampak.
"Kita tahu pertumbuhan ekonomi sulit diharapkan untuk tumbuh naik. Terakhir saya bertemu dengan bank dunia, dengan IMF sama saja. Mereka mengatakan supaya hati-hati dalam mengelola ekonomi kita," kata Jokowi.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto) (Kompas.com/Ihsanuddin/Ardi Priyatno Utomo)