News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kapolri Amati Perilaku Ibu Negara di Bandara dan Bandingkan dengan Istri Kapolres dan Kapolda

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi, Ibu Negara Iriana dan Kapolri Jenderal Idham Azis

TRIBUNNEWS.COM — Delapan belas bulan menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya (Juli 1997-Januari 2019), diam-diam Kepala Polri (Kapolri) Jenderal (Pol) Idham Aziz (55) mengamati perilaku ibu negara Iriana Joko Widodo (56), saat hendak pulang ke Solo.

Dari perilaku dan adab itu, Kapolri mengaku belajar banyak dan ingin menularkan teladan itu kepada para pejabat utama polisi pada semua level di Indonesia.

Pengamatannya dan teladan ini terungkap dalam sebuah klip video arahan resminya kepada jajaran polisi di tiga kepolisian daerah di Sulawesi, Sulsel (Makassar), Mamuju (Sulbar) dan Kendari (Sulawesi Tengah), akhir pekan lalu.

Baca: Viral Kondektur Ganteng KA Bandara Solo, Disebut Mirip Artis Korea hingga Sandiaga Uno, Ini Sosoknya

Dari informasi yang diperoleh Tribun Timur, Selasa (14/1/2020), potongan video itu direkam saat Kapolri memberi pengarahan tertutup di Aula Mapolda Sulawesi Barat, Lingkungan Kalubibing, Kelurahan Mamanyu, Kecamatan Mamuju, Kota Mamuju, Sulbar, Minggu (12/1/2020).

Idham menuturkan, sebagai pejabat yang ikut bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan kepala negara dan keluarganya di ibu kota negara, Idham ternyata memperhatikan kesederhanaan isti Joko Widodo saat berada di bandara.

Keberangkatan ibu negara tak mencolok dan laiknya perjalanan rakyat biasa.

“Kalau ibu negara mau pulang ke Solo, di bandara dia tak diantar dan tak dijemput. Hanya ada dua paspampres (paspampres) yang lihat-lihat dari belakang. Beliau langsung duduk di ruang tunggu biasa, bersama penumpang bandara,” ujarnya.

Kapolri Idham Azis dan Jaksa Agung ST Burhanuddin (ISTIMEWA/KOMPAS.COM/KOMPAS TV)

Perilaku ini, kata dia jauh berbeda dengan sebagian oknum perwira polisi dan istrinya.

“Kau bayangkan itu ibu kapolres, kalau mau ke Jakarta saja, semua pintu VIP di bandara ditutup. Itu baru istri kapolres, bayangkan kalau itu istri kapolda,” ujar Idham yang terdengar diikuti tawa hadirin.

Dengan nada kelakar dia melanjutkan, dengan memberi contoh kejadian itu ada di bandara Tampapadang, Mamuju.

Lalu setelah tawa kembali terdengar menggema.

Belum lagi derai tawa mereda, kapolri melanjutkan; “Tapi itu, contoh bukan disini, bukan di Tampapadang. Contoh saya, itu di polda lain.”

Kapolri lalu merelefksikan teladan itu harus diterapkan dalam perilaku keseharian semua personel polisi di Indonesia.

“Pelajaran yang saya mau ambil, bahwa kadang-kadang tanpa kita sadari, kita diomongin sama orang banyak (karena perilaku polisi yang tak disadari.)”

Menurutnya perbaikan isntitusi Polri sebagai pelayan masyarakat harus dimulai dari kesadaran personel, termasuk dirinya.

“Makanya saya sejak saya kapolri, kalau naik mobil tak pernah itu pakai bintangku, bintang empat. Kau lihat saja sendiri. Saya pergi ke istana (presiden), mobil biasa saja. (kalau rapat terbatas) Ratas jam 1, jam 12 saya sudah berangkat ke Istana (tak ada pengawalan mencolok),” ujarnya.

Ayah empat anak ini juga menceritakan kebiasaan lainnya saat jabat kapolri (November 2019) yang juga tak mau banyak protokoler dan jemputan.

“Pasti kalian bertanya-tanya. Terutama PJU (perwira jabatan utama) polda/polres, semua kenapa kapolri ini tak boleh dijemput-jemput.”

Kabareskrim Polri Komjen Pol Idham Aziz bersiap mengikuti Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Kapolri di ruang Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Komjen Pol Idham Aziz merupakan calon tunggal Kapolri yang diajukan Presiden Joko Widodo ke DPR untuk menggantikan Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian yang kini menjabat Mendagri. ((ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA))

Dia melanjutkan, perilaku itu harus dibiasakan. “Tidak boleh, kita harus bisa membedakan mana adat, mana kebiasaan, agama, dan tradisi. semua harus bisa dibedakan.”

Perwira tinggi Polri angkatan 1988 ini pun mengingatkan para anggota kepolisian untuk selalu berperilaku sederhana dan mensyukuri yang ada.

“Harus banyak bersyukur. Karena hanya dengan kamu banyak bersyukur, kamu bisa menatap masa depan,”

Pria kelahiran Kendari, yang orangtuanya berasal dari Makassar ini, menyebukan dirinya juga berasal dari orang kebanyakan.

“Saya juga orang kampung seperti kamu. Seperti sebagian besar orang. Kalau saya ikuti teman-teman (masa kecil), paling ujung-ujungnya pergi mabbagang (jadi nelayan di laut), atua angkat batu karang di laut. Tapi karena saya juga ingin maju, ya saya seperti sekarang ini.” ujar Kapolri.

Di pengarahan itu, Kapolri juga berkelakar bahwa dia termasuk karakter yang tegas, namun hanya takut kepada seniornya, Kapolda Sulbar Brigjen Baharuddin Jafar.

“Saya juga takut sama Bang bahar, karena dia seperti itu,” kata Idham yang masuk Akpol tahun 1988 sedangkan Baharuddin Jafar masuk 1987, atau seangkatan dengan mantan Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang kini menjabat Menteri Dalam Negeri

“Saya juga berharap kamu selalu rendah hati. Karena kita adalah bagian dari pelayanan masyarakat,”
Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis dijemput di Bandara Tampa Padang, Kecamatan Kalukku, Mamuju, Minggu (12/1/2020).

Jenderal Polisi Berkumis Tipis Ini Jadi Kapolri, Dulu Viral Kasih Uang ke Anggotanya untuk Beli Seragam Baru! (Youtube)

Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe, mengkonfirmasikan ketegasan dan laiknya adik angkatan sekaligus atasannya itu menjadi teladan untuk reformasi di tubuh Polri.

"Itulah karakter pemimpin darah Bugis sejati." kata Mas Guntur, saat dikonfirmasi tentang video itu, Selasa (14/1/2020). 

Sebelum memberikan arahan di Mapolda Sulbar, Kapolri juga meresmikan Masjid Jabal Rahmah, di Kompleks Mapolda Sulbar.

Usai arahan, kapolri dan rombongan menuju RS Bhayangkara Sulbar di Jl Arteri, Simboro, Mamuju, sebelum kembali ke bandara lalu melanjutkan perjalanan ke Kendari.

Kapolri tiba di bandara menggunakan pesawat kepolisian bersama rombongan. Meraka berangkat dan menginap semalam di Makassar, sebelum melanjutkan perjalanan ke Sulbar, lalu ke Sulawesi Tenggara, dan Palu.

Kapolri setidaknya didampingi delapan jenderal atau pejabat tinggi dari mabes Polri.

Diantaranya, Asrena Kapolri Irjen Pol Hendro Sugiatno, Asops Kapolri Irjen Pol Herry Rudolf Nahak, Kabareskrim Komjen Pol Drs. Listyo Sigit Prabowo, Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ignatius Sigit Widiatmono, Sahlil Sosbud Kapolri Irjen Dr. Drs. H.M. Fadli Imran.

Sahlil Sospol Kapolri Irjen Pol Dr. Nico Afinta, Dirtipidum Bareskrim Brigjen Pol Ferdy Sambo, Karo Wassidik Bareskrim Brigjen Pol Roycke Harry Langie, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono.

Ikut juga dalam rombongan juga Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe (1986), Kapolda Sulbar Brigjen Pol Baharuddin Jafar, Kapolda Sultra Brigjen. Pol. Iriyanto, S.I.K (1989), Kapolda Sulteng Irjen Pol. Syafril Nursal (1986).

Jenderal Idham Azis disambut Wakapolda Kombes Pol Endi Sutendi, Kapolresta Mamuju Kombes Pol Minarto dan para PJU Polda Sulbar.

Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id : https://batam.tribunnews.com/2020/01/14/kapolri-sindir-perilaku-istri-kapolres-dan-kapolda-dan-bandingkan-kebiasaan-istri-jokowi-di-bandara?page=all&_ga=2.43819360.472113535.1578867001-1646628472.1574062870.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini