TRIBUNNEWS.COM - Raja Keraton Agung Sejagat, Totok Santoso selang beberapa hari diperiksa dan ditahan kepolisian daerah Jawa Tengah ini mengaku menyesal atas tindakannya.
Sementara itu, soal temuan batu prasasti yang ada di lingkungan Keraton Agung Sejagat.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Iskandar Fitriana Sutisna mengungkapkan batu prasasti setelah diteliti dipastikan palsu.
Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah kanal YouTube KompasTV, Minggu (26/1/2020).
"Ini ternyata juga sudah ditemukan ada batu prasasti yang sedang mereka buat artinya dibuat sendiri bukan temuan," ungkap Iskandar.
"Jadi batu itu diambil dari gunung dibuat sendri, darimana gambarnya, dia mendapatkan dari google," sambungnya.
Lebih lanjut, Iskandar menyebut batu prasasti tersebut dibuat agar seolah batu itu sebagai temuan bersejarah.
Totok Santoso yang mengklaim dirinya sebagai raja pun akhirnya mengakui atas kesalahannya.
Dirinya didampingi empat kuasa hukumnya meminta maaf atas timbulnya keresahan di masyarakat.
Totok menuturkan Keraton Agung Sejagat yang didirikannya hanya khayalannya saja.
"Saya mohon maaf karena Keraton Agung Sejagat yang saya dirikan itu fiktif," kata Totok
"Yang kedua pernah membuat janji pada pengikut saya itu juga fiktif."
"Yang ketiga telah membuat resah masyarakat khusunya masyarakat Purworejo dan masyarakat pada umumnya," ucapnya.
Kuda Kirab Keraton Agung Sejagat Sewaan
Diberitakan sebelumnya, kirab yang digelar Keraton Agung Sejagat sempat menarik perhatian warga pada Jumat (10/1/2020) lalu.
Ternyata kuda yang digunakan untuk kirab adalah kuda sewaan.
Hal itu disampaikan pemilik kuda Teguh Santosa dalam video yang diunggah kanal YouTube KompasTV, Selasa (21/1/2020).
Kuda yang digunakan kirab bukanlah kuda miliki Raja Totok Santoso dan Ratu Fanni Aminadia.
Keduanya pemimpin Keraton Agung Sejagat yang telah ditahan pihak kepolisian dalam kasus penipuan.
Kepada pemilik kuda, Totok dan Fanni menyebut menyewa kuda untuk kirab budaya.
Teguh Santosa membenarkan Totok dan Fanni menyewa kuda kepada dirinya.
"Kita hanya disewa kudanya saja," ungkap Teguh Santosa.
Totok dan Fanni menyewa sebanyak 15 kuda untuk kirab dari daerah Gebang, Purworejo, Jawa Tengah.
"Satu ekor Rp 500 ribu sebanyak 15 kuda," jelas Teguh.
Polisi Ungkap Raja dan Ratu Hanya Mengkhayal
Iskandar menyebut dari hasil pemeriksaan polisi, Totok dan Fanni mengaku jika pembentukan Keraton Agung Sejagat dilakukan untuk penipuan.
Kombes Iskandar mengatakan Totok dan Fanni sudah menyatakan bersalah.
"Dan dikatakan mendapatkan wangsit itu ternyata hanya khayalan dia."
"Kalau kemarin-kemarin mereka berdua masih merasa benar bahwa itu betul-betul wangsit," jelas Iskandar.
"Hari Jumat kemarin, dia sudah menyatakan bahwa itu khayalannya saja," imbuhnya.
Tak hanya memeriksa pelanggran hukum terhadap pembentukan Keraton Agung Sejagat.
Iskandar menyampaikan dalam pemeriksaan lanjutan, juga akan memeriksa kejiwaan kedua pimpinan Keraton Agung Sejagat tersebut.
"Bila perlu mungkin, juga akan ditambahkan ahli psikologi," ungkapnya.
Lebih lanjut, Iskandar menemukan jika Keraton Agung Sejagat yang didirikan Totok memiliki empat wilayah termasuk di Klaten Jawa Tengah (Jateng).
"Lalu tambahan baru karena mereka mengaku kerajaan sejagat artinya sedunia."
"Terbukti ada empat wilayah yang dia katakan, dua wilayah di Jateng, Purworejo, dan Klaten," terang Iskandar.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)