Gun Gun menambahkan, hal ini juga menjadi tanggung jawab semua pihak, terutama pemerintah untuk kemudian memberikan pernyataan berbasis data atau fakta.
Dikutip dari Kompas.com, peristiwa Semanggi I merupakan momen di mana mahasiswa menggelar demonstrasi terkait tuntutan reformasi.
Peristiwa tersebut terjadi pada 11-13 November 1998.
Dalam peristiwa itu, mahasiswa menggelar aksi penolakan terhadap Sidang Istimewa MPR/DPR mengenai pemerintahan transisi yang dipimpin BJ Habibie.
Pertumpahan darah pun terjadi dalam demonstrasi ini.
Sementara, Peristiwa Semanggi II terjadi pada 24 September 1999.
Saat itu mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa untuk meminta pembatalan pengesahan Rancangan Undang-Undang Penanggulangan Keadaan Bahaya (RUU PKB) yang disahkan DPR dan pemerintah.
Terdapat beberapa poin dalam RUU PKB yang memunculkan kontroversi.
Satu di antaranya, jika disahkan, UU PKB akan menjadi pembenaran bagi TNI untuk melakukan operasi militer.
100 Hari Kerja Jokowi-Ma'ruf Dinilai Tidak Mengesankan
Sementara itu, Gun Gun menilai 100 hari kerja Jokowi dan Ma'ruf tidak terlalu mengesankan.
"Menurut subjektifitas saya, tidak terlalu mengesankan di 100 hari pertama, meskipun pemerintah bisa terus berakselerasi memperbaikinya," tutur Gun Gun.
"Waktu terus berpacu dengan harapan dan ekspektasi," sambungnya.
Menurut Gun Gun 100 hari kerja Jokowi-Ma'ruf dapat lebih mengesankan, seperti menghindari sejumlah kontroversi yang tidak perlu.