TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anung Sugihantono mengatakan pihaknya bersama Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) telah menyiapkan dua skenario untuk mengakuasi WNI yang berada di Wuhan, China.
Hal itu menyusul merebaknya virus Corona di kota yang terletak di Provinsi Hubei itu.
"Evakuasi itu adalah sebuah opsi yang sedang dipikirkan, sedang disiapkan oleh pemerintah Indonesia sejalan dengan perkembangan-perkembangan yang ada di Wuhan dan kebijakan dari pemerintah Tiongkok," kata dia dalam diskusi FMB 9 di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Baca: Mahasiswa Indonesia di Wuhan: Banyak Hoaks Soal Virus Corona
Baca: Deretan Hoaks soal Virus Corona: Pembangunan RS 57 Lantai hingga Video Kepanikan Luar Biasa di China
Baca: Cerita Bule yang Kunjungi Pasar Tomohon, Pusat Kuliner Esktrem Seperti Wuhan
Menurut Anung, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah merancang dua skenario evakuasi.
Pertama adalah mengeluarkan WNI dari Hubei ke provinsi lainnya di China.
"Geser dari Hubei ke provinsi lain, kemudian dipastikan di sana clear semuanya sehat, baru pulang," ujarnya.
Skenario kedua adalah memulangkan WNI langsung ke tanah air. Hal itu memungkinkan bila pesawat bisa mendarat di kawasan Wuhan.
Meski begitu, lanjut Anung, para WNI yang dievakuasi perlu dikarantina.
"Ingat, karantina bukan isolasi. Kalau isolasi bicara pada penyakit, pada orang. Kalau karantina itu pengamatan agar orang ini dipastikan sehat dalam kurun waktu tertentu," jelasnya.
Nantinya, mereka yang dievakuasi akan dikelompokkan menjadi setidaknya dua kategori, yaitu kategori people under obervation (sedang diamati) atau kategori suspect (diduga terinfeksi).
Seseorang dinyatakan masuk dalam kategori people under observation jika ia pernah ke Wuhan dan dinyatakan sehat. Kategori ini disebut juga orang dalam pemantauan.
Sementara yang tergolong suspect dinyatakan tak sehat dan perlu pengawasan lebih lanjut.
Di sisi lain, lanjutnya, karantina tak diperlukan apabila kawasan Wuhan sudah dinyatakan locked out atau kembali terbuka untuk penerbangan.
"Kalau kawasan sana sudah locked out itu namanya pulang piknik," ucapnya.