News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

‎Ditinggal Puluhan Warganya Mengungsi, Roda Ekonomi Kampung Tua Penagi Lumpuh

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kampung Tua Penagi kini bak Kota Mati yang ditinggal warganya mengungsi karena jarak permukiman dengan Hanggar Lanud Raden Sadjad, lokasi observasi WNI dari Wuhan, China hanya berjarak 1 Km

Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, NATUNA - ‎Kampung Tua Penagi di Pulau Bunguran Besar, Kota Ranai, Kabupaten Natuna menjadi sorotan.

Ini karena kampung dengan ratusan rumah panggung di atas air tersebut kini ditinggalkan oleh para penduduknya.

Baca: Sepinya Kampung yang Berjarak 1 Km dari Lokasi Karantina di Natuna, Banyak Warga Mengungsi

Suasana ?Kampung Tua Penagi yang ditinggal warganya mengungsi karena jarak permukiman dengan Hanggar Lanut Raden Sadjad, lokasi observasi WNI dari Wuhan, China hanya berjarak 1 Km (Tribunnews.com/Theresia Felisiani)

Pantauan Tribunnews.com, Senin (3/2/2020) suasana disana tampak sepi, sunyi bak ‎kota mati. ‎

Pintu serta jendela rumah tertutup rapat.

Ketua RT 01 RW 04, Batu Hitam, Kampung Tua Penagi‎, Yohanes Supriyanto mengatakan ada 81 warganya yang mengungsi.

Warga dilanda ketakutan serta kecemasan.

Permukiman mereka berjarak 1KM dari hanggar yang menjadi tempat observasi WNI dari Wuhan, China.

"Ada 81 warga saya yang mengungsi. Yang disini tinggal 292 warga. Saya terus melaporkan kondisi disini hingga berapa warga yang mengungsi," ungkap Yohanes saat ditemui di kediamannya.

Yohanes mengatakan, rata-rata warga yang mengungsi adalah mereka yang memiliki anak usia balita karena dinilai rentan terpapar penyakit.

Beberapa rumah warga di Kampung Tua Penagi, Natuna yang tertutup rapat (Tribunnews.com/Theresia Felisiani)

‎Yohanes juga mengungkapkan matinya perekonomian warga karena aktifitas melaut, pelabuhan serta jual beli berhenti total.

Padahal biasanya Kampung Penagi‎ ramai dengan hilir mudik para pekerja pelabuhan dan nelayan.

Warung kelontong hingga warung makan menjadi langganan pekerja yang hendak mengisi perut.

"Bisa dilihat sendiri perekonomian disini. Toko banyak yang tutup, warung-warung makan tutup. Warung saya juga tutup. Siapa yang mau beli, orang takut semua," tutur Yohanes.

Pantauan Tribunnews.com, warga tampak membiarkan perahu-perahu mereka terparkir di tepi kampung.

Sesekali perahu ini bergerak karena tiupan angin laut.

Beberapa kendaraan seperti mobil bak terbuka dibiarkan berada di pinggir jalan.

Baca: Gelombang Unjuk Rasa di Natuna Masih Terjadi, Warga Sebut Situasi Kurang Kondusif

Motor-motor warga juga disimpan seadanya di depan rumah mereka.

Dengan alasan keamanan, warga memilih meninggalkan rumah mereka.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini