News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Putrinya Dikarantina di Natuna, Ayah Mahasiswi: Masih Sedikit Ada Kecemasan

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sartono (kanan) dan istri, terus menunggu kedatangan Ayu Winda pasca masa karantina.

TRIBUNNEWS.COM - Ayah dari seorang mahasiswi yang menempuh pendidikan di Wuhan, China mengaku masih merasa cemas menunggu kepulangan anaknya ke kampung halaman.

Ia mengatakan bahwa masih memiliki sedikit kecemasan.

Namun, ia juga mengaku bahwa senang karena putrinya telah pulang ke Indonesia.

"Masih sedikit ada kecemasan, karena masih diobservasi."

"Terus terang saya dan keluarga senang, karena Winda akhirnya sudah tiba di Indonesia," ujar Sartono.

Sartono (kanan) dan istri, terus menunggu kedatangan Ayu Winda pasca masa karantina. ((KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH))

Sartono, Ayah dari Ayu Winda, mahasiswi program beasiswa Bahasa Mandarin di Central China Normal University Wuhan, mengaku sudah mengetahui kedatangan putrinya di tanah air.

Namun, Sartono mengatakan belum bisa menghubungi anak perempuannya itu.

Saat ini, Winda tengah menjalani karantina selama 14 hari di Pulau Natuna, Kepulauan Riau.

Ia menjalani observasi itu bersama sekitar 200 orang lainnya.

"Sampai saat ini saya belum bisa menghubungi Winda melalui telepon, meski Winda sudah terlihat saat saya lihat televisi kemarin."

"Dia terlihat disemprot (disinfektan) saat turun di Batam, sebelum dibawa ke Natuna," ujar Sartono dikutip dari Kompas.com.

Sudah berkali-kali Sartono berusaha menghubungi Winda, namun hasilnya nihil.

Ia hanya bisa bersabar sembari memantau perkembangan anaknya melalui Posko Pengaduan dari Departemen Kesehatan.

Sartono mengatakan tidak akan melarang putrinya kembali ke China.

Setelah Winda dipulangkan ke Lamongan, ia tetap mendukung Winda menuntut ilmu.

"Kalau memang Wuhan sudah aman, sudah steril dari virus corona, dia bisa balik lagi ke China."

"Tapi sementara ini, biar dia belajar di rumah dulu secara online," jelas Sartono.

Sartono mengapresiasi kerja pemerintah yang mengevakuasi dan melakukan karantina kepada WNI dari China.

Sartono kini berharap anaknya bisa kembali dengan sehat dan selamat.

"Semoga semua dalam keadaan sehat, dan bisa pulang ke rumah dalam keadaan selamat," tutupnya.

Hal serupa diungkapkan Herman Kusnadi, salah satu orangtua mahasiswa asal Pamekasan, Madura.

Herman juga mengaku lega dan bangga dengan langkah yang dilakukan pemerintah.

"Yang penting mereka sudah dievakuasi dan kami bangga dengan langkah cepat yang dilakukan oleh pemerintah," ujar Herman dikutip dari Kompas.com.

WNI Semua Sehat

Hari pertama karantina, semua peserta melakukan olahraga pagi.

Kegiatan ini dipimpin oleh petugas dari Kementerian Kesehatan Indonesia.

Dilansir dari tayangan Kompas TV, dalam video tersebut memerlihatkan WNI dari Wuhan melakukan aktivitas olahraga senam untuk menjaga kondisi tubuh.

Aktivitas tersebut untuk membuat para WNI agar selalu dalam keadaan sehat.

Hal ini yang akan dilakukan selama 14 hari ke depan.

Kepala Biro Humas dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes), drg Widyawati mengungkapkan bahwa WNI yang dikarantina akan melakukan aktivitas seperti biasa.

"Sebetulnya WNI ini masyarakat yang sehat semuanya, karena kan saat tiba di Batam dilakukan lagi pemeriksaan, dan setelah lolos pemeriksaan mereka lanjut ke Natuna," ujar Widyawati.

"Karena mereka lolos (dalam keadaan sehat), jadi rutinitas saat dikarantina dilakukan biasa saja layaknya orang sehat," lanjut dia.

Penolakan Warga Natuna

Sebelumnya, rencana pemerintah mengisolasi WNI dari China ini menuai penolakan dari warga Natuna.

Mereka melakukan demo ke pemerintah daerah untuk mendiskusikan kembali dengan pemerintah pusat.

Namun, sudah menjadi keputusan bulat pemerintah untuk melakukan karantina di Natuna.

Presiden Jokowi menilai, Natuna paling lengkap fasilitas kesehatannya di banding dua daerah rujukan lainnya.

"Memang kemarin ada beberapa alternatif. Ada yang kemarin Morotai misalnya, Biak."

"Karena kita memerlukan untuk turun itu memerlukan landasan sehingga (pesawat) kita bisa turun," ungkap Jokowi.

Mensos Imbau Masyarakat Natuna Tak Khawatir

Menteri Sosial, Juliari Batubara mengimbau masyarakat Natuna agar tak khawatir daerahnya dipilih menjadi lokasi karantina WNI (Warga Negara Indonesia) dari Wuhan, China.

Menurutnya, sebelum menentukan sikap pemerintah telah mengkajinya dengan matang.

Dia menilai, Natuna diputuskan menjadi lokasi karantina karena jaraknya jauh dari keramaian.

Tidak mungkin pemerintah mengorbankan warga negara sendiri.

"Tapi warga Natuna di Natuna enggak usah khawatir. Masa pemerintah pusat dalam tanda kutip mau mengorbankan warganya sendiri," kata Juliari dikutip dari Kompas.com.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani) (Kompas.com/Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman/Kontributor Gresik, Hamzah Arfah/Achmad Nasrudin Yahya)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini