"Kalau dalam sajian yang sudah masak seseorang tidak ikut berproses, barangkali virusnya sudah mati di situ," terang Agus.
Menurut Agus, saat kelelawar dimasak maka virus yang ada di dalamnya akan mati.
"Jadi artinya di laboratorium dengan temperatur 60 derajat selama 30 menit ini suhu sterilisasi dia akan mati, apalagi kalau dimasak," terang Agus.
Agus mengkhawatirkan, kontak langsung dengan kelelawar yang masih hidup dan proses yang dilakukan saat memasak kelelawar.
"Kalau yang sudah masak sudah mateng kemudian disajikan."
"Bagi yang mengonsumsi mungkin insyaallah aman, dia tidak ada urusan dengan kontak saat kelelawar hidup," ucapnya.
Agus tidak bisa memastikan apakah coronavirus yang ia temukan sama dengan 2019 nCoV yang saat ini mewabah di China.
"Kami tidak bisa memastikan, kalau itu kan 2019 novel coronavirus kepanjangannya."
"Saya rasa coronovirus yang kita dapatkan atau yang kita temukan di lokasi penelitian kita itu apakah sama persis atau tidak, kita tidak tahu," ungkapnya.
Agus menjelaskan, ia tidak menguji coronavirus tersebut sampai ke tahap patogenitas, sehingga tidak diketahui apakah coronavirus yang ia temukan merupakan jenis virus mematikan atau tidak.
Ahli Mikro Biologi Sebut Beberapa Jenis Hewan Ini Dapat Sebarkan Virus Corona ke Manusia
Ahli Mikro Biologi Lembaga Eijkman, Amin Soebandrio mengungkapkan virus corona dapat ditularkan melalui beberapa jenis hewan.
Diketahui, virus corona yang tersebar di China dan wabah SARS di tahun 2003 memliki dua kesamaan.
Keduanya berasal dari keluarga virus corona dan ditularkan melalui hewan ke manusia.