Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, NATUNA - Dipilihnya Natuna menjadi lokasi observasi ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan Cina berimbas terhadap jumlah wisatawan yang datang ke Natuna.
Hal tersebut diamini Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Natuna, Hardinansyah.
"Saya yakin itu ada dampaknya, penurunan kunjungan wisata. Jangankan yang mau datang. Kita disini juga merasa ketakutan. Mudah-mudahan setelah observasi selesai, kami bisa meyakinkan wisatawan untuk datang lagi ke Natuna," ujar Hardinansyah saat ditemui di kantornya Dinas Pariwisata Kab Natuna, Selasa (4/2/2020).
Baca: Ada Sekitar 2400 Jiwa Warga Natuna yang Tinggal di Dekat Lokasi Isolasi WNI
Dalam waktu dekat ini, Hardinansyah bakal mengumpulkan para pegiat wisata di Natuna untuk membahas permasalahan tersebut.
Dia mengaku sudah mendapatkan laporan dari beberapa penggiat wisata bahwa banyak wisatawan yang reschedule agenda wisata mereka ke Natuna hingga observasi selesai dilakukan.
Untuk memulihkan kembali potensi wisata di Natuna, Hardinansyah berharap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama dan Wakil Menteri Angela Tanoesoedibjo berkantor di Natuna.
Baca: Penyebab TKI di Singapura Dinyatakan Positif Virus Corona dan Dirawat di Singapore General Hospital
"Kami berharap untuk memulihkan hal ini, kita lihat Menkes berkantor di Natuna selama 14 hari setelah masa inkubasi corona selesai. Jadi kami juga harap menteri pariwisata dan wamennya berkantor disini untuk meyakinkan dunia bahwa Nanuta clear and clean dari segala virus dan lainnya. Datanglah ke Natuna untuk promosikan ke dunia," tutur Hardinansyah.
Lebih lanjut Hardinansyah menjelaskan Natuna merupakan pilihan tepat untuk wisata bahari.
Alasannya wilayah ini memiliki 119 destinasi wisata dimana 70 persennya adalah pantai.
Baca: Seorang Perempuan WNI di Singapura Positif Virus Corona, Tidak Pernah ke China, Tertular di Sini
"Kami punya 21 titik spot benda muatan kapal tenggelam. Itu nilai sejarahnya sangat tinggi karena dari Dinasti Ming, karena Natuna merupakan jalur sutra. Dari 154 pulau, tujuh diantaranya adalah pulau terdepan NKRI termasuk Pulau Senua," katanya.
Jokowi minta kalkulasi dampak antisipasi virus corona
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas bersama sejumlah Kementerian dan Lembaga membahas wabah virus Corona di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (4/2/2020).
Dalam rapat tersebut Presiden Jokowi meminta kalkulasi dampak dari antisipasi wabah virus Corona khususnya terhadap sektor perekonomian kepada jajarannya.
Untuk diketahui satu kebijakan yang diambil pemerintah dalam mengantisipasi wabah Corona yakni penghentian sementara fasilitas bebas visa dan visa on arrival bagi warga negara Cina.
Baca: Rocky Gerung Sebut Berkantornya Menteri Kesehatan di Natuna Sebagai Pencitraan
"Saya minta dikalkulasi secara cermat dampak dari kebijakan ini pada perekonomian kita, baik dari sektor perdagangan di sektor investasi, dan di sektor pariwisata dan terkait sektor perdagangan," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan Cina merupakan negara tujuan ekspor pertama Indonesia dengan pangsa pasar sekitar 16,6 persen dari total seluruh ekspor Indonesia.
Cina juga merupakan negara asal impor terbesar Indonesia.
Baca: Sekretaris Daerah Imbau Warga Natuna Kembali Beraktivitas Normal
Dengan adanya wabah virus corona membuat perekonomian Cina terganggu.
"Hal itu betul-betul harus diantisipasi dampak dari virus corona dan perlambatan ekonomi di RRT terhadap produk ekspor kita," katanya.
Jokowi meminta kementerian terkait untuk melihat ceruk ekspor baru, yakni kepada negara-negara yang selama ini mengimpor barang dari Cina.
Baca: Tempat Tidur WNI Di Hanggar Tempat Observasi Selalu Disemprot Desinfektan
Kondisi saat ini menurut Presiden menjadi momentum bagi industri substitusi impor di dalam negeri untuk meningkatkan produksi berbagai produk yang sebelumnya diimpor dari Cina.
Begitu pula dalam sektor pariwisata, Presiden meminta disiapkan langkah langkah kontijensi terutama untuk Bali dan Sulawesi Utara.
"Dua daerah yang selama ini banyak dikunjungi wisatawan dari RRT dan dalam jangka dekat dimanfaatkan peluang untuk menyasar pasar wisatawan mancanegara yang sedang mencari alternatif untuk destinasi wisata, karena batal berkunjung ke RRT," katanya.
Larang impor hewan hidup dari Cina
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan pemerintah menghentikan sementera impor hewan hidup dari Cina.
Tidak ada pengecualian hewan hidup jenis apapun dari Cina dilarang masuk ke Indonesia untuk sementara waktu.
"Keputusan bahwa kita dilarang mengimpor mengenai hewan-hewan yang hidup. Semua yang hewan hidup ya semuanya itu," ujar Agus Suparmanto usai Rapat Terbatas di Kantor Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/2/2020).
Baca: Muluskan Langkah Jadi Wakil Gubernur, Ahmad Riza Patria Sudah Kunjungi 6 Fraksi DPRD DKI Jakarta
Hewan hidup yang dimaksud di antaranya kura-kura, ular, dan lainnya.
Karena hewan-hewan tersebut berkaitan dengan virus Corona.
Sementara itu, untuk impor makanan jenis holtikultura tetap jalan.
"Hewan hidup itu yang semacam ada yang kura-kura, ular, dan reptil, itu nggak boleh. Itu berkaitan dengan virus," katanya.
Baca: Darurat Kesehatan Global Karena Virus Corona, Ini Kata Dubes Tiongkok
Agus mengatakan aturan tersebut akan segera diterbitkan dalam waktu dekat.
Sementara itu, untuk jangka waktu berlakunya aturan tersebut sangat bergantung pada perkembangan kondisi yang dinilai berdasarkan evaluasi.
"Sampai nanti dievaluasi kembali. Setelah presiden mengevaluasi kembali. Sifatnya sementara, tidak selamanya karena ini mengantisipasi saja," katanya.
Pemerintah Berhentikan Sementara Kebijakan Bebas Visa Bagi Turis Cina
Pemerintah mengambil langkah untuk menghentikan sementara fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on arrivals untuk warga negara Cina.
Pemberhetian fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on arrivals dikhususkan bagi warga negara Cina yang bertempat tinggal di mainland Cina.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai menggelar rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (2/2/2020).
Baca: Ilmuwan China Temukan Kemungkinan Baru Penularan Virus Corona, Bisa Tertular Melalui Feses
"Kebijakan pemberian fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on arrivals untuk warga negara RRT (Republik Rakyat Tiongkok/ Cina) yang bertempat tinggal di mainland China untuk sementara dihentikan," kata Retno.
Retno pun tak menyebutkan sampai kapan kebijakan tersebut dilakukan.
Baca: Menkes Sebut Minimnya Informasi Kepada Warga Jadi Pemicu Penolakan Observasi WNI dari Cina di Natuna
Tentunya, Pemerintah masih akan terus memantau kondisi terkini hingga dinyatakan aman.
Retno juga mengatakan, pemerintah RI memberhentikan sementara penerbangan langsung dari Cina ke Indonesia atau sebaliknya mulai Rabu (5/2/2020) mendatang.
"Penerbangan langsung dari dan ke mainland RRT (Cina) ditunda untuk sementara mulai hari Rabu pukul 00.00 WIB," ujar Retno.
Pemerintah Larang Pendatang dari Cina Masuk dan Transit di Indonesia
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk melakukan penundaan penerbangan baik dari Cina ke Tanah Air ataupun sebaliknya mulai Rabu (5/2/2020).
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (2/2/2020).
"Penerbangan langsung dari dan ke Mainland RRT ditunda untuk sementara mulai hari Rabu pukul 00.00 WIB," kata Retno.
Baca: Jokowi Langsung Pimpin Rapat Terbatas Di Halim Perdanakusuma Sikapi Kepulangan 243 WNI dari Wuhan
Selain itu, Retno menyebut, seluruh pendatang yang sudah berada di Cina selama 14 hari dilarang untuk masuk atau melakukan transit di Indonesia.
Sikap itu diambil pemerintah Indonesia karena masa inkubasi virus corona yang diprediksi berlangsung selama 2 minggu.
Baca: Kemenlu RI: 237 WNI, 1 WNA, dan 5 Anggota Tim Aju KBRI Beijing Dipulangkan dari Cina
"Semua pendatang yang tiba dari mainland Cina dan sudah berada di sana selama 14 hari untuk sementara tidak diijinkan untuk masuk dan melakukan transit di Indonesia," ucap Retno.
Jokowi pimpin rapat terbatas di Halim
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas (Ratas) terkait pemulangan warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Cina.
Rapat Tebatas digelar di Base Off Halim Lanud Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Minggu (2/2/2020).
Pantauan Tribunnews.com, sekitar pukul 13.35 WIB, usai mendarat dari Solo, Presiden Jokowi langsung memimpin rapat terbatas dengan sejumlah menteri.
Baca: Kemlu RI: Tiga WNI yang Tidak Pulang ke Indonesia dari Cina Bukan Karena Terpapar Virus Corona
Tampak hadir dalam rapat terbatas tersebut Menko Polhukam Mahfud MD, Menko PMK Mihadjir Efendy, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menkumham Yasonna Laoly, Menhub Budi Karya Sumadi, dan Menteri Pariwisata Wishnutama.
Tampak hadir pula Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Idham Azis, dan Kepala BNPB Doni Monardo.
Rapat digelar secara tertutup selama kurang lebih dua jam.
Baca: Menkes Terawan Minta Doa Seluruh Rakyat Indonesia: Semoga Saudara Kita Bisa Lewati Masa Observasi
Dikabarkan sebelumnya, sebanyak 243 WNI yang dipulangkan dari Wuhan, China, akhirnya mendarat di Tanah Air, Minggu (2/2/2020).
Pesawat Batik Air pembawa para WNI tiba pukul 08.30 WIB dan mendarat dengan aman di Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau.
Nantinya, 243 WNI tersebut akan melalui proses pemeriksaan tim kesehatan gabungan, mulai dari karantina, tenaga medis dari Menkes, Imigrasi, hingga sejumlah instansi terkait yang terlibat dari misi sosial tersebut.
237 WNI, 1 WNA, dan 5 Anggota Tim Aju KBRI Beijing Dipulangkan dari Cina
Pemerintah Republik Indonesia (RI) memulangkan 243 orang Warga Negara Indonesia (WNI) dari wilayah terdampak virus corona di Cina ke Tanah Air, Minggu (2/2/2020).
Dalam keterangan pers Kementerian luar negeri (Kemlu RI), disampaikan 243 orang tersebut terdiri dari 237 WNI yang tinggal di Provinsi Hubei, 1 WNA (suami WNI), serta 5 anggota dari tim KBRI Beijing.
Dikabarkan, seluruh penumpang telah tiba dengan selamat di Natuna lewat serangkaian pemeriksaan kesehatan.
Baca: Jerry Massie Menilai SBY Terlalu Emosional Tanggapi Isu Miring Soal Jiwasraya
Seluruh penumpang telah melalui pemeriksaan kesehatan berlapis baik yang dilakukan otoritas kesehatan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) maupun Tim Dokter Indonesia di Bandara Internasional Wuhan.
Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan seluruh orang yang diterbangkan dari Cina ke Tanah Air dalam kondisi sehat.
Baca: WNI dari Wuhan Sempat Ditolak Warga Natuna, BNPB Pastikan Tak Ada Kontak : Mereka Juga Sehat
Saat transit di Batam dan sebelum dipindahkan ke pesawat TNI AU, seluruh penumpang kembali menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam.
Hasil pemeriksaan, seluruh penumpang yang dievakuasi dari Cina tersebut sehat.