News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Setelah Satu Dekade Kampanye, Akhirnya Sirkus Lumba-Lumba Keliling di Indonesia Dilarang

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Ayu Miftakhul Husna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petualangan Lumba-lumba di Ocean Samudra di Kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Senin (21/11/2016) TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM - Aksi pertunjukkan sirkus lumba-lumba yang keliling Indonesia resmi ditutup pada Rabu (5/2/2020).

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (RI) memutuskan untuk tidak memperpanjang izin sirkus lumba-lumba keliling itu.

Wersut Seguni Indonesia, perusahaan yang bertanggung jawab atas penderitaan berkepanjangan dan perdagangan lumba-lumba liar untuk keperluan memasok lumba-lumba untuk hiburan keliling, akhirnya harus menutup tenda sirkus keliling mereka.

Kabar ini disambut baik oleh tim dari Dolphin Project Indonesia.

Setelah satu dekade, akhirnya aksi kampanye yang mereka lakukan didengar dan direalisasikan oleh Pemerintah.

Dikutip dari website dolphiproject.com, Manajer Kampanye Indonesia Dolphin Project, Femke dan Haas menceritakan perjalanan para aktivis dalam upayanya menghentikan sirkus tersebut.

Sebelumnya, Femke dan Hass menyambut baik keputusan Kementerian Lingkungan Hdup dan Kehutanan RI ini.

Bahkan, mereka mengatakan telah berhasil membuat sejarah baru.

Atraksi lumba-lumba menghibur pengunjung di Wahana hiburan dan rekreasi keluarga atau Dolphin Arena di Panakkukang Square, Makassar, Jumat (14/4). Meski penuh kontroversi, sirkus lumba-lumba tersebut tetap digelar selama satu bulan penuh. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR (TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR)

“Ini adalah hari bersejarah bagi kami semua yang terlibat," ujar Femke dan Hass.

"Sejak 2009 ketika pertunjukan lumba-lumba keliling pertama kali dimulai, kami telah bekerja tanpa lelah, mengirimkan petisi, mengoordinasikan protes, menghadiri berbagai pertemuan, melobi pemerintah dan terlibat dalam penelitian lapangan yang komprehensif," sambungnya.

"Hari ini kami membuat sejarah dengan menutup salah satu sirkus keliling terakhir di dunia," tambahnya.

Kampanye dilakukan dengan berbagai cara, satu di antaranya grafiti bertuliskan #freebalidolphins di Bali sebagai bentuk protes penutupan sirkus keliling

Dolphin Project juga membuat papan iklan elektronik di seluruh Indonesia, iklan digital di bandara Bali, dan pertunjukan boneka pendidikan keliling.

Mereka menyebut bahwa kampanye yang mereka lakukan selama sepuluh tahun ini memanglah tidak mudah dan penuh dengan perjuangan.

Bahkan mereka mengaku sempat menerima banyak ancaman dari pemilik sirkus yang terkadang menyewa orang untuk melakukan intimidasi.

Kendati demikian, Dolphin Project memberikan apresiasi terhadap keputusan pemerintah ini.

"Para pembuat keputusan saat ini di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah benar-benar membalikkan keadaan, menempatkan etika di atas keuntungan," ujarnya.

"Dengan demikian, sirkus lumba-lumba keliling tidak ada lagi dalam sejarah sebagai satu diantara pertunjukan lumba-lumba paling kejam yang pernah dijalankan," tegasnya.

Diketahui, lumba-lumba yang direkrut untuk sirkus keliling telah dipindahkan dari desa ke desa, dari kota ke kota, untuk jangka waktu empat minggu di setiap lokasi.

Atraksi lumba-lumba menghibur pengunjung di Wahana hiburan dan rekreasi keluarga atau Dolphin Arena di Panakkukang Square, Makassar, Jumat (14/4). Meski penuh kontroversi, sirkus lumba-lumba tersebut tetap digelar selama satu bulan penuh. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR (TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR)

Tim Dolphin Project di Indonesia mendokumentasikan perjalanan mereka dan mendapatkan rekaman lumba-lumba yang menghabiskan waktu hingga tiga hari di dalam kotak- peti mati.

Mereka diangkut ke berbagai pulau di Indonesia seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa untuk pertunjukan.

Mamalia yang hidup di laut ini dipaksa untuk tampil di kolam kecil yang airnya mengandung klorin.

Klorin adalah bahan kimia yang biasanya digunakan dalam kolam renang.

Dan ini cukup bahaya pada mata manusia jika penggunaannya secara berlebihan.

Dalam pertunjukan sirkus tersebut, lumba-lumba ini harus tampil menghibur publik sebanyak lima kali di setiap harinya.

Hewan mamalia ini hanya diberi makan ikan kecil selama pertunjukan untuk membuat mereka lapar dan bersedia untuk menghibur.

Mereka juga dipaksa untuk melompat melalui lingkaran dan menari dengan volume tinggi.

Lumba-lumba (Adityalovinabali.com)

Hal ini merupakan rutinitas para lumba-luumba yang diulangi berkali-kali.

Di sisi lain, tim dari Dolphin Project Indonesia akan terus memantau situasi ini.

Mereka akan memastikan tidak ada lagi lumba-lumba yang diangkut dari kota ke kota kembali.

Serta bersikap waspada dan memastikan bahwa hukum yang berlaku terus ditegakkan.

Dolphin Project akan selalu berkampanye untuk membebaskan serta merehabilitasi lumba-lumba dan melepaskan yang memenuhi syarat.

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini