Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyambut baik kehadiran Monash University asal Australia di Indonesia.
Menurut Nadiem Makarim, kehadiran Monash University dapat membuka peluang riset dalam negeri dengan peneliti dari Australia.
"Jadi asik banget, kita nanti bisa dapat profesor-profesor yang bekerjasama dengan profesor di indonesia untuk melakukan berbagai proyek riset," ujar Nadiem Makarim di Kemendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (12/2/2020).
Baca: Nadiem Makarim Akui Belum Sentuh Kebijakan Peningkatan Kualitas Guru dan Kurikulum
Selain itu, Nadiem Makarim menilai kehadiran Monash University dapat membuat devisa dari Indonesia tidak keluar ke luar negeri.
Baca: Nadiem Izinkan 50 Persen Alokasi Dana BOS untuk Gaji Guru Honerer, Ini Syaratnya
Menurut Nadiem Makarim, mahasiswa Indonesia tidak harus keluar negeri untuk kuliah di universitas papan atas dunia.
"Ini enak, karena kita hilang luar biasa besarnya devisa anak-anak kita semua sekolah di Australia. Sedangkan kalau mereka disini, kita bisa di dalam negeri dan kita bisa mencapture itu. Sehingga anak-anak juga bisa lebih dekat ke keluarga mereka, dan devisa gak keluar negeri juga," tutur Nadiem Makarim.
Baca: Penyaluran Dana BOS Seret, Nadiem Makarim Prihatin Kepala Sekolah Gadaikan Motor hingga Berutang
Seperti diketahui, Monash University bakal hadir di Indonesia.
Hal ini terkait pemberian izin dari pemerintah Indonesia untuk mendirikan kampus Monash Indonesia tepatnya di Jakarta.
Rencana pendirian Monash Indonesia telah diumumkan pada Senin (10/1/2020).
Monash University merupakan kampus riset negeri yang berbasis di Melbourne, Australia sejak 1958.
Kampus tersebut juga merupakan salah satu dari dua universitas Australia yang termasuk dalam peringkat École des Mines de Paris (Peringkat Mines ParisTech).
Tak hanya di Australia, kehadiran Monash University secara global sudah meliputi beberapa negara.
Diantaranya Malaysia, India, Tiongkok, Italia, dan Afrika Selatan.