TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Raut wajah bahagia dari Rahayu (56) terpancar. Sesekali ia tersenyum saat ditanya kondisi anaknya yang kini sedang mengikuti observasi di Natuna, Kepulauan Riau.
Rahayu adalah ibu dari Dista Wahyu Prasetyo (21), mahasiswa Wuhan University of Technology, Hubei Cina.
Ia mengaku belum melakukan persiapan terkait rencana kepulangan buah hatinya.
Begitu juga dengan Rosuli, kakak Husnia.
Adiknya, tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Bahasa dan Sastra Mandarin Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Husnia, satu dari 238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang diobservasi Pemerintah RI di Natuna.
Berdasarkan ketetapan pemerintah, WNI yang didatangkan dari Wuhan -- lokasi merebaknya Novel Coronavirus, diobservasi selama 14 hari di Hanggar Landasan Udara (Lanud) Raden Sadjad Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Observasi dilakukan pemerintah guna mencegah Novel Coronavirus mewabah di Indonesia.
Baca: Presiden China Xi Jinping Telepon Jokowi
Itu merupakan langkah antisipatif untuk melindungi warga di Tanah Air.
Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus, menyebut observasi terhadap 238 WNI yang dipulangkan dari Wuhan, Cina, selesai pada 15 Februari atau Sabtu mendatang. Namun, Terawan belum memastikan tanggal kepulangan para WNI tersebut.
Pasalnya saat ini masih dikoordinasikan terkait transportasi yang digunakan untuk kepulangan masing-masing WNI itu.
"Keluarga tentunya sangat bersyukur dan lega karena kalau sudah boleh pulang, berarti adik saya (Husnia) tidak terkena virus corona," ungkap Rosuli.
Rosuli menjelaskan, sejauh ini kondisi di Natuna, lokasi karantina WNI dari Wuhan baik. Kebutuhan para WNI yang diobservasi pun selalu dipenuhi oleh pemerintah.
Husnia, sang adik, diungkapkan Rosuli juga dalam keadaan sehat.
Bahkan berat badan Husnia terus bertambah selama diobservasi di Natuna.
"Terakhir telepon adik saya bilang tambah gemuk, beratnya naik 7 kilogram," ungkap Rosuli.