Laporan Wartawan Sonora.id, Kumairoh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisaris PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih dikenal dengan Ahok dikabarkan akan kembali merilis buku terbarunya.
Buku Ahok yang kedua dirilis dengan judul 'Panggil Saya BTP: Perjalanan Psikologi Ahok Selama di Mako Brimob'.
Sesuai dengan judulnya, cerita yang tertuang dalam buku tersebut berkisah tentang pengalaman Ahok selama menjalani masa hukuman di jeruji besi Mako Brimob.
Mendengar kabar tersebut, PA 212 sontak mengungkapkan argumen mereka terhadap buku yang akan segera dirilis itu.
Baca: Ini Gaji dan Fasilitas yang Akan Diterima 30 Calon Dirut TVRI Jika Terpilih
Ketua Media Center Persaudaraan Alumni atau PA 212 Novel Bamukmin menilai kisah Ahok dalam penjara tidak layak untuk diterbitkan dalam bentuk buku.
Jika hal itu terjadi makan artinya, pemerintah memberi ruang bagi penista agama.
"Membuat buku kisah Ahok sama juga memberikan bukti pemerintah rezim
Jokowi adalah jelas pembelaannya terhadap penista agama sampai didemo oleh umat Islam berjilid-jilid sampai 7 juta orang pada 2 Desember 2016," kata Novel di Jakarta, Jumat (14/2/2020).
Tak hanya itu, buku yang ditulis sendiri oleh Ahok itu dinilai Novel sebagai kunci pembuka ruang bagi seorang penista agama di Indonesia.
Novel berpendapat Ahok sedang dikondisikan oleh rezim dengan dalih mengaku pancasila.
"Jadi jelas dengan kisah Ahok yang ditulisnya sendiri ini memberikan bukti bahwa seorang penista agama mempunyai tempat di negara yang berpancasila ini," sambungnya.
Baca Juga: Resmi Jadi Komisaris Utama Pertamina, Segini Gaji yang Diterima Ahok
"Yang ada kelompok mengaku 'saya Indonesia saya pancasila', ternyata pendukung penista agama yang sama juga itu menjadi penghina Pancasila, namun dikondisikan di rezim ini sebagai pahlawan yang dipuji-puji dan diberikan jabatan," ucap Novel.
Di sisi lain, tak sedikit masyarakat yang menantikan perilisan buku kedua milik Ahok. Mereka mengaku antusias dan penasaran dengan buku tersebut.