Tak berhenti di situ, ia pun mengenyam pendidikan di Norwich University dan juga Harvard University.
Diketahui, ia memiliki tiga gelar s2, yakni gelas MA, MSc, dan MPhil.
Kemudian, Andika Perkasa memiliki satu gelar S3 yakni PhD.
Tak heran, ia dinilai memiliki kemampuan mumpuni sehingga memiliki karier mulus di TNI AD.
Saat dilantik menjadi KSAD, Andika Perkasa bahkan sudah mendapatkan kepercayaan penuh dari Presiden Jokowi.
Jokowi melihat, jejak karier Andika Perkasa menjadi hal yang dipertimbangkan.
Perlu diketahui, Jenderal TNI yang satu ini sempat bergabung dalam pasukan elite TNI AD, Kopassus.
Kemampuannya sebagai anggota Kopassus pun membuat karier Andika Perkasa terus meroket.
Mulai dari komandan peleton, hingga menjadi komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Setelah itu, Andika Perkasa pun duduk menjadi Dankodiklat TNI AD.
Kemudian, Andika Perkasa sempat dipercaya sebagai Pangkostrad.
Kemudian, ia pun sempat didapuk menjadi Komandan Paspamres pada awal pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla.
Setelah itu, ia pun diangkat menjadi Pangdam XII Tanjungpura.
"Pak Andika pernah di Kopassus, pernah di Kodiklat, pernah jadi Pangdam, pernah jadi Komandan Paspampres, sebelumnya juga pernah di Penerangan TNI. Saya kira tour of duty-nya komplet, semuanya komplet," kata Jokowi.
Menantu Mantan Kepala BIN
Selain itu, Andika Perkasa pun memiliki mertua yang juga bukan orang sembarangan.
Ternyata ia tak lain adalah menantu dari mantan Kepala BIN AM Hendropriyono.
Sang istri, Diah Erwiany merupakan putri dari mantan Kepala BIN.
Pada masanya, AM Hendropriyono menjadi ujung tombak pertempuran pasukan elite Kopassandha yang kini bernama Kopassus.
Selain itu, Hendropriyono pun masuk ke ranah intelijen sebagai Kepala Badan Intelijen (BIN) pertama.
Selama berkarir di dunia militer, AM Hendropriyono terlibat dalam sejumlah operasi yang membesarkan namanya.
AM Hendropriyono dikenal sebagai penuntas insiden bersejarah, Peristiwa Talangsari 1989.
Kala itu, AM Hendropriyono berhasil menindak potensi radikalisme dari Kelompok Warsidi di Talangsari, Lampung.
Keandalannya dalam berbagai operasi pertempuran membuat AM Hendropriyono dipercaya sebagai Kepala BIN.
Tidak hanya mengurus bawahannya di BIN, ia pun membetuk regenerasi melalui pendirian Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN).
Selain sekolah, AM Hendropriyono pun menggagas Sumpah Intelijen, Mars Intelijen, hingga logonya.
Dalam pendidikan, AM Hendropriyono bahkan menerangkan intelijen sebagai ilmu.
Sepak terjangnya ini menjadikan AM Hendropriyono menjadi tokoh militer dan intelijen ternama.
Ia bahkan dinobatkan sebagai guru besar intelijen pada 2014.
Hal itu membuat AM Hendropriyono menjadi profesor intelijen pertama di dunia.
(Tribunnews.com/Chrysnha)