Lalu setelah dilakukannya pengangkatan serpihan sumber radioaktif tersebut dan pemetaan ulang, dua lembaga ini menemukan terjadinya penurunan laju paparan radiasi.
Baca: Tuduhan Makar Tidak Terbukti, Pemuda Pengancam Jokowi dan Wiranto Akhirnya Menghirup Udara Bebas
Baca: Fakta Wisata Seks Halal Kawin Kontrak di Puncak, Terbongkar Lewat Youtube, Tarif Capai Rp 10 Juta
Kendati demikian, nilai ambang batasnya masih berada di atas normal.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kontaminasi yang sifatnya menyebar di area tersebut.
"Maka perlu dilakukan kegiatan dekontaminasi dengan cara pengambilan atau pengerukan tanah yang diduga telah terkontaminasi dan pemotongan pohon atau pengambilan vegetasi yang terkontaminasi," papar Indra.
Bapeten, kata Indra, telah secara resmi menemui pengurus lingkungan perumahan Batan Indah untuk menjelaskan kronologi kejadian serta tindakan yang akan diambil oleh tim gabungan.
"Tim gabungan ini telah mengambil sampel vegetasi, tanah, dan air sumur di sekitar lokasi untuk memastikan kemungkinan terjadinya kontaminasi silang atau terjadi pencemaran," tutur Indra.
Kegiatan dekontaminasi pun telah dilakukan BATAN dengan mengeruk tanah dan memotong pohon atau tanaman di area itu.
Tentunya langkah ini dilakukan dengan didampingi tim dari Bapeten sebagai lembaga pengawasnya.
Material yang diambil selanjutnya dikirim ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) milik Batan untuk diolah lebih lanjut.
Sementara itu, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) pun mengakui telah mencoba melakukan clean up (pembersihan) area di wilayah yang terpapar itu.
Paparan radiasi di wilayah tersebut dinyatakan berada diatas ambang batas, setelah diketahui oleh Bapeten.
Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama Batan, Heru Umbara mengatakan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Bapeten pasca temuan tersebut.
"Saat ini Batan sedang melakukan clean up di sekitar area terpapar," ujar Heru di lokasi terpaparnya radiasi, Sabtu (15/2/2020).
Baca: Raup Pendapatan Rp 6,6 M, Pelaku Praktik Aborsi di Klinik Jalan Paseban Ternyata Pecatan PNS Dokter
Baca: Makanannya Enak dan Sehat, Berat Badan Caren Bertambah Usai Jalani 14 Hari Masa Observasi di Natuna
Bapeten memang meminta Batan untuk membantu proses pembersihan dan analisis material yang diduga menjadi penyebab tingginya paparan radiasi di wilayah itu.