Berdasar keterangan Iyus (59), tetangga Slamet Maarif yang rumahnya berada di sisi kiri kediaman Ketua Umum PA 212, saat kejadian, ia sudah terbangun.
"Saya sudah bangun waktu itu, kejadiannya jam tiga lebih," kata Iyus yang dikutip dari Kompas.com.
"Dari dapur kedengaran ada bunyi kenceng banget, duar," tuturnya.
"Saya sempat sangkanya etalase saya jatuh di luar," jelasnya.
Suara nyaring itu membuat anak Iyus yang tidur di kamar paling luar mengintip lewat celah tirai.
"Kata anak saya, orangnya boncengan naik motor," tutur Iyus.
"Orangnya kecil-kecing gitu, dia engga pakai helem, pakai topi gitu," paparnya.
"Kenceng dari arah kanan ke kiri," jelas Iyus.
Iyus menambahkan, warna motor yang dikendarai pelaku pelemparan tidak terlihat jelas karena kondisi jalan masih gelap.
Selang beberapa waktu, Iyus lantas menjajakan dagangannya di etalase depan rumahnya.
Sekira pukul 05.30 WIB, ia mengantarkan dagangan ke sebuah warung, lalu ia kembali ke rumah.
Di rumah Iyus, ada pembeli yang telah menunggunya.
Iyus melayani pembeli tersebut, kemudian masuk ke dalam rumah.
Saat Iyus berada di dalam rumah, suara lemparan batu kembali terderah.