"Tergantung dari massa aksi yang datang. Nanti kita lihat saja. Kalau kita bilang pengamanan 10 ribu personel, dan yang datang cuma 20 orang kan gak sesuai, gak imbang banget," kata Yusri.
Aksi di Istana dan Sumber Dana 212
Ratusan ribu massa disebut akan akan menggelar aksi di depan di Istana Negara, Jakarta Pusat pada Jumat (21/2/2020).
Gerakan damai bertajuk 'Aksi 212 Berantas Mega Korupsi Selamatkan NKRI tersebut rencananya akan dimulai usai shalat Jumat.
Ketua Media Center Persaudaraan Alumni 212, Novel Bamukmin mengklaim aksi itu akan diikuti ratusan ribu orang.
Dalam aksinya kali ini, Novel bilang, tuntutannya ialah meminta negara untuk serius memerangi korupsi di tanah air. Apalagi, kata dia, banyak kasus megakorupsi yang masih mangkrak.
Baca: Gelar Aksi Besok, PA 212 Desak Firli Bahuri Cs Dicopot Kalau Tak Bisa Tangkap Harun Masiku
Baca: Besok Alumni 212 Geruduk DPR, Begini Reaksi Polri
"Tuntutan kita sudah jelas negara ini jangan sampai kalah dengan koruptor. Kita bisa meminta KPK ini bisa mengusut tuntas kasus Jiwasraya, Asabri, Pelindo dan sebagainya," terangnya di Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Termasuk soal Harus Masiku yang hingga kini masih buron.
"Begitu juga tangkap Harun Masiku dan meminta pimpinan KPK untuk segera diganti kalau tidak bisa bertindak tegas terhadap mega korupsi," ungkapnya.
Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif mengungkapkan, massa akan hadir dari berbagai daerah.
Swadaya
Massa PA 212 nantinya akan bergabung dengan Front Pembela Islam (FPI) dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.
Terkait sumber dana, ustaz Slamet Maarif menegaskan pihaknya tidak mendapat sokongan dari pihak manapun apalagi terkait kepentingan tertentu.
Baca: PA 212 Klaim 100 Ribu Massa Akan Hadiri Aksi Mega Korupsi Selamatkan NKRI di Depan Istana Besok
Baca: Kelompok Alumni 212 Bakal Geruduk DPR, Polri Tak Terjunkan Banyak Personel untuk Pengamanan
"Dari dulu umat saling bantu. Ada yang bawa air mineral, bawa ongkos sendiri, ada yang sewa mobil sendiri. Dari dulu sudah kebiasaan begitu sejak aksi bela Islam," ungkap Slamet Maarif saat menggelar konferensi pers, Rabu (19/2/2020).