"Jadi tanggal 18 Februari 2020, saya memberi pengarahan di depan Rakernas kesehatan seluruh Indonesia," kata Muhadjir.
Rakernas itu menjelaskan tentang bagaimana menerjemahkan visi dan misi presiden dan wapres dalam konteks pembangunan manusia Indonesia dan kebudayaan.
"Kemudian satu diantara masalah yang harus diatasi adalah mengentas kemiskinan," imbuhnya.
"Dalam konteks ini kami bicara soal rumah tangga Indonesia berdasarkan data BPS per September 2019," ujarnya.
Dalam data tersebut, menunjukkan jumlah rumah tangga Indonesia sebanyak 57.116.000, sementara 9,4 persen adalah rumah tangga sangat miskin dan miskin.
"Nah yang saya paparkan satu di antara faktor keluarga miskin masih besar adalah terjadi lingkaran setan kemiskinan. Dimana itu belum bisa di potong," jelasnya.
Baca: Menko PMK Muhadjir Buka Raker Kesehatan Nasional 2020
"Satu di antaranya adalah gejala yang saya sebut dengan stratifikasi dalam sistem perkawinan berdasarkan ekonomi," kata Muhadjir.
Jadi keluarga konglomerat berbesanan dengan keluarga konglomerat lainnya, dan keluarga kaya juga mencari jodoh dengan yang kaya.
"Begitu juga yang terjadi di keluarga miskin, sehingga akan melahirkan keluarga miskin baru," jelasnya.
Kendati demikian, Muhadjir mengaku belum menemukan data resminya terkait hal tersebut.
"Kalau data penelitian saya belum menemukan secara metodologis, tetapi pakai akal sehat sajalah itu," tegasnya.
Sehingga menurutnya, untuk memutus rantai kemiskinan harus dipangkas dengan mengurangi keluarga yang berpotensi menjadi rumah tangga miskin.
Baca: Perlu Kolaborasi Multipihak untuk Penurunan Angka Pravilensi Stunting kata Muhadjir Effendy
Meski begitu, Muhadjir kembali mengingatkan pernyataannya itu hanya sebatas saran dalam melihat persoalan kemiskinan di Indonesia.
"Waktu itu saat saya ceramah memberikan selingan atau intermezo kepada Menteri Agama," ujarnya.