"Kurang lebih dua tahun ke depan untuk menaikkan elektabilitas dia," terangnya.
Hal itu perlu dilakukan Anies, jika dirinya ingin maju mencalonkan diri dalam kontestasi pemilihan presiden pada 2024 mendatang.
"Andai Anies bermimpi untuk jadi presiden 2024, jadi Anies ini pertaruhan di sisa dia sebagai Gubernur Jakarta," paparnya.
Mengutip dari Kompas.com, Survei Politika Research Consulting dan Parameter Politik Indonesia menyoroti elektabilitas mantan pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada masa periode pertama.
Ada empat hal yang disoroti kedua lembaga survei tersebut.
Yakni top of mind capres, top of mind cawapres, popularitas serta elektabilitas.
Dilihat dari top of mind capres, Anies harus puas menduduki peringkat ketiga dengan presentase 6,66 persen.
Sementara di posisi pertama dan kedua diduduki oleh Jokowi sebesar 15,48 persen dan Prabowo Subianto sebesar 13,78 persen.
Kemudian dari sisi top of mind cawapres, Anies harus mengakui kalah dari Sandiaga Uno sebesar 14,92 persen dan Maruf Amin sebesar 6,79 persen.
Baca: Anggota DPRD DKI F-PDIP Patahkan Klaim Anies Baswedan Macet di Jakarta Turun: Ada 3 yang Nyodok
Baca: Survei Indo Barometer: Prabowo Subianto Capres Terkuat di 2024, Selanjutnya Ada Anies dan Sandiaga
"Sandiaga nomor satu dalam top of mind cawapres dengan asumsi Jokowi dan Prabowo tidak dimasukkan di 2024," kata Adi.
Selanjutnya, dari sisi popularitas, Anies harus kembali menelah kekalahannya dari mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang lebih dikenal publik sebesar 78,3 persen.
Sementara Anies hanya meraih 74 persen.
Namun demikian, jika dilihat dari aspek suka dan tidak suka, Ahok lebih tidak disukai dengan prosentase sebesar 26,5 persen dibandingkan Anies 12,8 persen.
Dari sisi elektabilitas, Prabowo masih menduduki peringkat pertama.
Disusul dengan Sandiaga Uno 9,1 persen, Gunernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 8,8 persen dan baru Anies dengan prosentase sebesar 7,8 persen.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri) (Kompas.com/Dani Prabowo)