Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto mengatakan pemerintah belum memutuskan kapan akan menjemput 78 Warga Negara Indonesia (WNI) kru kapal pesiar Diamond Princess di Yokohama, Jepang.
Alasannya, WNI yang berada di kapal pesiar Diamond Princess cenderung rentan terinfeksi virus corona atau COVID-19.
"Untuk Diamond Princess, kita belum punya jadwalnya untuk menjemput. Tetapi jelas Diamond Princess ini epicentrum baru yang bahkan kalau kita lihat kasusnya lebih tinggi daripada di Wuhan," kata Yuri dalam sambungan telekonference, di Kemenkes, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (25/2/2020).
Baca: KBRI Seoul Minta WNI di Korea Selatan Tak Khawatir Terkait Wabah Virus Corona
"Kemudian kita lihat perkembangan dari hari ke hari untuk seluruh ABK di kapal itu, kita melihat kecenderungan pergerakan untuk positif (terinfeksi virus corona) itu masih ada," imbuhnya.
Dia mengatakan dari 78 WNI sudah ada 9 orang yang dinyatakan positif virus corona dari pemeriksaan kesehatan oleh otoritas Jepang.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, 9 WNI ini telah dirawat di rumah sakit di Jepang.
Sementara yang negatif untuk saat ini masih berada di kapal pesiar Diamond Princess.
Yuri menegaskan pemerintah tentu akan menjemput mereka.
Baca: Perangi Virus Corona, Pemerintah China Larang Penjualan dan Makan Hewan Liar
Namun, ada kekhawatiran dan kewaspadaan berkaca pada warga negara Amerika Serikat yang telah dijemput pemerintahnya.
Mereka semula dinyatakan negatif namun kemudian menjadi positif.
Baca: Pemimpin Sekte Sesat di Korsel yang Diduga Sebar Virus Corona Hingga Hampir 1000 Orang Lakukan Ini
"Pada prinsipnya kita akan menjemput. Namun masih diperlukan beberapa hal koordinasi diplomatik antara kita dengan pemerintah Jepang terkait rencana penjemputannya. Kita maklumi ini bukan sesuatu yang mudah," kata dia.
"Ini menjadi kewaspasdaan khusus karena beberapa warganegara AS yang semula diperiksa negatif dan kemudian dijemput oleh pemerintahnya ke AS, sudah lebih dari 21 orang yang semula negatif menjadi positif," katanya.
Prinsip kehati-hatian