TRIBUNNEWS.COM, KLUNGKUNG - I Ketut Janu Artika dan puluhan WNI lainnya hingga Rabu (26/2/2020), masih bertahan di atas kapal Diamond Princess di Yokohama, Jepang.
Ia pun mengaku bersedia dikarantina terlebih dahulu oleh pemerintah, sebelum dapat berkumpul dengan keluarga di Bali.
Janu saat dikonfirmasi melalui media sosialnya, mengaku mendapat kabar jika WNI yang bekerja di kapal pesiar akan dikarantina terlebih dahulu di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu, sebelum pulang ke rumah masing-masing dan berkumpul dengan keluarga.
"Informasinya sih seperti itu, tapi untuk penjemputannya belum tahu kapan," ungkap Ketut Janu saat dikonfirmasi Tribun Bali, Rabu (26/2/2020).
Jika nanti dijemput, ia pun mengaku siap untuk mengikuti arahan pemerintah.
Walau nantinya harus dikarantina di Pulau Sebaru yang tidak berpenghuni, selama 2 minggu sebelum dapat kembali berkumpul dengan keluarga.
"Hmhmhm, bagimana ya? Padahal sudah dites di sini, dan sudah dinyatakan negatif Corona. Tapi karena pemerintah masih ada kekhawatiran mewabahnya corona, ya mau gak mau harus karantina kan," ungkapnya.
Janu mengaku sudah dua kali menjalani tes kesehatan terkait corona.
Pertama ia menjalani tes temperatur, dan tes air liur. Hasilnya Janu negatif Corona.
Kru asal Bali lainnya juga negatif dari virus Corona.
Setidaknya tercatat ada 20 kru asal Bali yang ikut dikarantina di kapal pesiar Diamond Princess di Yokohama.
Baca: Geram Tanggapi Keluhan Banjir Jakarta di ILC, Geisz Chalifah: Sekian Puluh Tahun Kita Rusak Kota Ini
Baca: Heboh Guru Ajak Muridnya Mesum di Mobil di Parkiran Sekolah TK, Terungkap Begini Caranya Merayu
Sementara sejumlah negara pun telah menjemput warganya, yang masih tertahan di kapal Diamond Princess.
Setelah sebelumnya Filipina, pada Rabu (26/2/2020) giliran pemerintah India yang menjemput warganya yang masih tertahan di kapal Diamond Princess.
"Sisanya yang masih di sini, merupakan kru kapal asal Indonesia, Meksiko, Peru, Serbia, Ukraina, dan Rumania," jelas Janu, yang berasal dari Klungkung.
Tak Mau Buru-buru
Terpisah, Presiden Joko Widodo menegaskan negara tak lepas tangan terhadap 78 WNI di Diamond Princess.
Mereka tetap dievakuasi dengan melewati berbagai pertimbangan.
"Tetap (diperhatikan). Masih dalam proses (negosiasi dengan pemerintah Jepang)" kata Jokowi di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Rabu (26/2).
Hingga saat ini, pemerintah belum memutuskan akan menjemput mereka menggunakan kapal atau pesawat.
Pasalnya, kedua moda transportasi ini memiliki masalah yang berbeda.
Baca: Pulang ke Malaysia, Ibunda Ashraf Sinclair Tulis Janji untuk BCL dan Noah, Anak Cucu Umi Tersayang
Baca: Pengakuan 3 Tersangka Tragedi Susur Sungai, Minta Sendiri Kepala Diplontos & Ungkap Perlakuan di Sel
"Ada risiko dan hitung-hitungan semuanya. Pulaunya di mana juga belum. Jangan dianggap mudah," ujar Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini tak mau terburu-buru.
Bagaimana juga, lanjut dia, pemerintah harus memperhatikan keselamatan 267 juta penduduk Indonesia.
"Saya juga pesan ke para menteri, ke menko (menteri koordinator), hati-hati mengalkulasi, seperti (observasi) ke Natuna (Kepulauan Riau) kemarin," tegas Jokowi.
Sebelumnya Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyebut evakuasi 78 WNI di Diamond Princess tak boleh sembarang.
Diamond Princess sudah menjadi pusat penyebaran virus Corona (covid-19) setelah Wuhan, Tiongkok.
"Di Diamond Princess kan ada sembilan orang yang sudah terinfeksi. Sudah menjadi episentrum baru," kata Muhadjir di Istana Negara, Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Pemerintah sempat berencana menjemput 78 WNI menggunakan kapal RS Dr Suharso.
Namun, opsi itu ditolak kru Diamond Princess karena perjalanan kapal memakan waktu lama.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Kru Kapal Diamond Princess asal Bali Ini Bersedia Dikarantina di Pulau Tak Berpenghuni